Tuesday 18 October 2011

Pelarian dari penatnya kota

Ketika isi kepala ini sudah terlalu Penat dengan segala “keindahan” kota, pastinya alam adalah tempat pelarian saya yang pertama yang akan saya tuju, entah itu gunung, pantai atau apapun. Alam terlalu baik untuk me-refresh isi otak dengan segala “keterbatasan” dan “kejujurannya”. Kali ini saya kangen dengan nikmatnya pegelpegel dan capek yang bisa didapat dari mendaki. Ok, akhirnya saya memutuskan untuk ke gunung Gede (lagi), ya karena paling deket jarak tempuhnya (maklum masih jadi anak rumahan yang tidak punya penghasilan tetap).

Awalnya saya pingin mencoba mendaki solo, tapi ya karena satu dan beberapa hal akhirnya saya mendaki dengan beberapa teman baru saya. Preparasi pun kami siapkan dan ternyata wowww…..pendakian ini adalah pendakian pertama untuk sebagaian dari mereka. Dag dig dug seerr juga si sebenarnya bawa mereka…..apalagi saya masih termasuk hitungan hijau buat mendaki, dan parahnya terdapat beberapa orang asing yang akan ikut pada pendakian ini, ya tahu sendiri buat mereka (orang indonesia aja belum tentu juga mau) pastinya susah untuk meninggalkan “kenyamanan” –nya untuk berdesakdesakan dengan orang di dalam bis serta harus bersakitsakitan membawa ransel berjamjam hanya untuk melihat indahnya puncak gunung hanya untuk beberapa jam.

Ibarat nasi udah menjadi bubur, tidak ada kata mundur (sok banget bahasanya), saatnya kita beraksiiii……perjalanan dimulai dari terminal busway sebagai tempat berkumpul. Ya menurut rencana, paling lama kita kumpul adalah pukul 9 malam, tapi ya dengan alasan “kemacetan” (selalu jadi alasan yang tepat, handal dan terpercaya) kami pun baru berkumpul lengkap pada pukul 10 malam (lumayan 1 jam ngaret). Karena grup ini hampir dominal dengan orang asing, saya sedikit banyak jadi kena imbasnya….positipnya si, saya jadi agak tambah famous (dari awalnya si udah) dan negatipnya, semua harga dari bus, angkot dll menjadi agak naik dari harga standartnya (ya tipe kita orang Indonesia, Klo bisa di persulit kenapa di permudah). Dan parahnya di bis, semua isinya adalah pendaki yang menuju gede….wahhh bakal jadi pasar pastinya ntar di surya kencana…dasar lagi orang Indonesia ga bisa ngeliat bule kali ya, dikitdikit ada aja celetukan “nakal” yang di lontarkannya, untung dia ga ngerti sii…hahahaha….saya aja yang dengarnya jijay bajaj….never mind lah.

Akhirnya kami pun sampai juga di Cibodas untuk bermalam disana sebelum esok paginya menuju Gn, putri untuk start hiking. Yaaaa betul dugaan saya, jalan dengan kelompok besar memang sulit (pake banget) dalam kelompok saya ada 15 orang, 6 org Indonesia dan sisanya campuran dari belahan dunia dan mayoritas adalah wanita (pastinya kebayang kan susahnya tu). Baru selesai saya mengurus smuanya untuk tempat bermalam, ada aja yang ga setuju karena dia pingin naik malam itu juga (couple dari Indo dan Norwegia), ya karena dia ngotot….silakan lah, lah yg punya nyawa aja ga repot kenapa saya harus repot?? hahaha….mulai keluar sifat gila saya. (Padahal dari rencana perjalanan sudah dijelaskan smuanyaa) Saya pun tidur yang terakhir kira” pukul 3 pagi dan kita harus bangun pukul 5 untuk mengejar start hiking pukul 6 (rencananya) ya tahu sendiri, klo udah enak, hangat bersetubuh dengan sleeping bag dan selimut siapa yang mau bangun coba?? Ok, setelah semuanya selesai melakukan ritualnya masingmasing, kami pun menuju ke Gn, Putri. biasa lagilagi tipe orang Indonesia kalau bisa dipersulit kenapa dipermudah…all about money lah semuanya…apalagi liat temanteman saya, wowww ladang ni kata hatinya mungkin. hahahahaa….

Setelah semuanya beres dengan beberapa lembar limaribuan. Kami pun start untuk mendaki pukul 9 pagi (ngaret 3 jam). Aihhh….kenapa ko keril saya beratnya aga lebih dari biasanya ya kali ini?….serasa porter abissss….5 menit berjalan, teman wanita dari Germany menyatakan ga kuat dan mending dia turun daripada membuat susah kelompok. Ya saya hanya menyakinkan dia, benar ini keputusannya?? Setelah dia memang benarbenar menyatakan udah ga mau, ya saya hanya mempersilakan lagi dan untungnya dia bisa berbicara sedikit bahasa Indonesia untuk menolong dirinya mendapatkan bus ke Jakarta. Ok, sekarang tinggal 12 orang termasuk saya. Lagilagi 15 menit pertama, pasti napas ga karuan bentuknya, belum lagi saya harus dan akan trus bercinta dengan keril saya selama 2 hari 1 malam minimal (ya selama beratnya ga lebih dari 20kg saya masih sanggup lah), Ibuuuu….tolong anakmu…..hahahhahaha.
Karena trek pertama masih ladang penduduk, ya pasti matahari bebas bersinar dengan cantiknya…jadi serasa berjemur dipantai aja, kami pun banyak bertemu dengan rombongan lainnya yang kebanyakan mereka menggunakan porter….iri melihat mereka jalan hanya memakai daypack dan jalan dengan nikmatnya….aihhhh pasti bener” nikmat….hahahaha. 1jam pertama keadaan masih terkendali, 2 jam berikutnya mulai terpisah menjadi 2 grup besar, yang napasnya kuat mulai jauh meninggalkan yang napasnya megapmegap kaya ikan mas koki dibelakang, beruntung saya masih bisa mengimbangi yang didepan untuk memastikan dia ga nyasar aja. Setelah kurang lebih berjalan 3 ½ jam kami pun memutuskan untuk beristirahat makan siang dan menunggu semua pada berkumpul di sini. Ya dari titik ini sudah agak kebuka sedikit kepalsuan sifatsifat mereka, dan makin ke atas yg artinya jalannya makin menyiksa pasti akan kebuka semua sifat aslinya mereka. Hahaha…hebat to alam? dia bisa “memperlihatkan” siapa sebenarnya diri kita sendiri.

Memang beban besar membawa mereka semua, tapi saya akan merasa senang pastinya bisa membawa mereka ke puncak dan kembali lagi tanpa kurang satu apapun. Ketika track makin menggila dan rasa capek makin terasa, mulai lah mereka keluh kesah nanya berapa lama lagi dari sini lah, itulah dll. Saya pun pastinya merasakan sama apa yang mereka rasanya, saya hanya bilang bentar lagi kok, sekitar 1 jam dari sini dengan senyum termanis dari saya. Memang rame benar pendaki pada hari itu, ketika berpapasan dengan beberapa orang, tidak sedikit yang bertanya. Porternya bulebule itu ya Mas….aihhhhh….kutu kupret buggy jumping, masa saya mirip si dengan porter? Asem tenan….blum lagi ada yang nanya dibayar berapa sama mereka….hahaha….kenapa ya pola pikir kita selalu mengarah dengan uang? Apa mungkin karena mereka orang asing yg hiking menggunakan backpack dan saya orang Indonesia yang memanggung keril?? Ohhh….sempat sakit juga si ditanyain seperti itu, tapi juga kasihan sama pola pikir mereka yang sempit.
Akhirnya kami pun sampai juga di surya kencana setelah mereka beberapa kali menanyakan berapa lama lagi dan saya selalu menjawab 1 jam lagi, hahaha…pertanyaan mendasar banget si sebenarnya buat orang yg baru pertama kali mendaki dan merasa putus asa. Setelah menunggu sebagian besar datang, kami pun diskusi tentang perjalan tadi, dan ternyata mereka marah karena saya bohong tentang pertanyaan berapa jam lagi dan saya selalu jawab sudah dekat paling 1 jam padahal kenyataannya 3 jam…..hahahaha…ya saya si minta maaf saja dan mencoba menjelaskan bahwa saya mencoba menghibur dengan berkata 1 jam lagi, klo saya bilang 5 jam kalian pada putus asa minta turun apa saya ga repot?? Lagi pula saya juga ga tahu pastinya kita di mana saat kamu tanyakan berapa jam lagi, jadi gimana mau tahu berapa lama lagi.

Rombongan terakhir ternyata terlalu jauh dengan kami, kabut tipis pun mulai turun di surya kencana,….uhhhh indahnya memang ciptaan Tuhan satu ini. Sampai saya bermimpi untuk punya halaman belakang seperti surya kencana.hahahaha…..Karena terlalu lama beristirahat kami pun merasakan dingin yang mulai tanpa malumalu menusuk tulang. Saya pun memutuskan untuk mencari lokasi untuk tenda sambil menunggu rombongan yg terakhir datang. Setelah 1 tenda berdiri kokoh (menurut saya, ga tahu menurut angin nanti malam) saya pun turun kembali menjemput rombongan yg lain untuk mempercepat supaya tidak sampai larut malam untuk mendirikan tenda. Pada saat ini saya sudah 100% tahu sifat dari semua rombongan, mana yang bisa di ajak kerja sama, mana yang mementingkan dirinya sendiri, mana yang maunya di service trus, dll. Saya akui saya pun bukan manusia sempurna, karena arti dari manusia sempurna menurut saya hanya punya Tuhan, saya hanya mencoba menjadi lebih baik dari kehidupan sehari sebelum hari ini. hayahhhh…..akhirnya saya menemukan gerombolan terakhir yang sudah agak susah senyum padahal sudah tinggal beberapa ratus meter saja untuk bermalam. Siapa suruh naik gunung??capek to….hahahaha. setelah 3 tenda berdiri semua, saatnya untuk memasak makan malam, karena sudah terlalu capek dan sudah makan buah saya tidak terlalu bersemangat untuk memasak, saya serahkan semuanya ke bulebule saja. Lebih baik saya tidur karena tahu hari esok lebih berat dari hari ini. Beruntung malam ini ga hujan dan suhu di sini cukup hangat untuk ukuran biasanya

Setelah semua selesai makan, mereka bertanya besok mau muncak jam berapa? Saya hanya membalikkan kalian maunya jam berapa?? Saya si ikut aja sekarang. Akhirnya kita memutuskan pukul 5 untuk ngejar sunrise k puncak dan artinya kita harus bangun jam 4 pagi max dan klo dilihat dari kemarinkemarin si bakal telat. Ya klo ini masih maklum karena mungkin kecapekan jadi malas bangun. Alarm terlanjur berbunyi ketika tidur saya makin enak….ahhhh…..malasnya keluar dari sleeping bag,  saya pun menyuruh teman saya membangunkan yang lainnya untuk sarapan dan packingpacking agar kita ga terlalu sampai basecamp ntar (klo sunrise dah pasti tlat. dan mendung pula), belajar dari kejadian kemarin ketika merek menanyakan berapa lama dari tempat camp k puncak saya menjawab butuh waktu 3 jam (padahal 1 jam dah nyampe) daripada ntar saya d omelin lagi. Aihhhh….ko perasaan saya kayanya jalannya makin panjang ya dibanding dulu??setelah bergulat dengan beratnya keril serta napas yang megapmegap akhirnya saya sampai lagi dipuncak…yeeeeee….. lagilagi saya bisa mengalahkan diri saya sendiri untuk kesekian kalinya dan sudah ada 3 orang rombongan kami yang telah duduk santai menikmati puncak sambil ngemil snack yang mereka bawa. Anehnya lagi mereka protes kamu bilang 3 jam, tapi saya nyampe 1 jam ini…….aihhhhhhhhh……serba salah, di semangatin tinggal dikit lagi ga bisa di buat senang dengan dia pikir lama ternyata lebih cepat juga salah…..capek deh.  Satu persatu pun akhirnya sampe juga di puncak, tinggal 2 orang lagi. Setelah saya dimintain fotofoto bareng dengan para penggemar, saya hanya menikmati diri saya sendiri dengan minum buavita (nyesal saya tawarin ke teman waktu itu, padahal saya baru minum ¼-nya eh dia malah keasyikan minum ampe lupa yang punya siapa..hahaha). akhirnya rombongan terakhir datang juga,,,huhhhh senang akhirnya semua bisaa nyampe puncak. Dan beban saya hanya tinggal membawa mereka turun dan mencoba memunggut sampash selama perjalanan turun.

Perjalanan turun bagi saya tidak sesulit perjalanan naik, tinggal lompat sana sini dan menunduk untuk memunggut sampah. Sangat disayangkan, gunung Gede kali ini terlihat sangat kotor, keprihatinan mendalam aja kepada mereka yang mendaki dan membuang sampahsampah ini di sini. Sempat terlintas sejenak di otak saya, bahwa akan indah bila dari TK hingga SD mungkin ada pendidikan lingkungan, sehingga kesadaran kita terhadap lingkungan kelak akan lebih baik lagi. Capek juga si sebenarnya harus memunggut sampahsampah ini, tapi ya klo bukan kita siapa lagi yang mau membersihkan?? Berharap orang lain membersihkan ya sama saja menunggu alam kita menjadi rusak terlebih dahulu. Setelh 1 jam bergayutan seperti monyet dari pohon satu ke pohon yg lainnya, akhirnya kami tiba di shelter kandang badak dan memutuskan untuk makan siang sebelum berjalan langsung ke bawah. Ternyata bule klo turun tidak secepat dia naik, jadi sebaiknya klo mau balapan sama dia, ambil bagian turunnya aja.

air terjun, kandang badak, cipanas sudah terlewatkan, dan akhirnya kami pun sampai ke pertigaan air terjun Cibereum dan jalur menuju basecamp. Disitu kita istirahat, membuat teh sambil menunggu grup yang dibelakang sampai, ternyata dia jauh masih di atas, mungkin (atau memang sudah) dengkulnya sudah mulai bergetar tidak karuan karena kelelahan. Setelah 1 jam menunggu akhirnya terdengar lonceng sapi yang menandakan gerombolan mereka datang (sweepernya pake gantungan lonceng sapi soalnya). Setelah semua cukup (bagi yg baru datang) dan lebih (bagi yg menunggu) istirahat, akhirnya kami pun langsung jalan menuju basecamp. Dan kamipun 8 orang sampe terlebih dulu di basecamp dan masih tersisa 4 orang d belakang saya. Ta berapa lama lagi muncul 2 orang, setelah saya cukup istirahat saya pun mencoba menyusul dan ternyata mereka ga terlalu jauh, dan akhirnya kamipun semua bisa berkumpul kembali setelah mengarungi route gn.putri – surya kencana – puncak – kandang badak – cibodas dengan selamat,,,,,uaaahhhhhhh puassssss akirnya bisa membawa mereka naik dan turun dengan selamat, walaupun punggung ini lumayan nyerinya dan betis cukup tegang. di tambah tangan yang lumayan pegal dari atas gengam kantong plastik hasil mulung selama berjalanan turun. Tapi semua sudah terbayar dengan apa yang saya rasakan.

Setelah semua merasa cukup istirahat, kami pun beranjak ke tempat pertama kali datang untuk bersih” dan mungkin makan sejenak sebelum kembali lagi ke Jakarta.
Akhirnya kami pun mendapatkan bus menuju Jakarta tidak terlalu lama untuk menunggunya, walaupun ada sebagian si yang berdiri. Huhhhh…..karena ngantuk, saya pun masih bisa tidur dengan berdiri lo….saya baru duduk dengan enak pas sudah sampai cibinong. Akhirnya kamipun tiba di Kp. Rambutan tempat pertama perjalanan kami mulai, setelah say goodbye satu sama lain, kamipun pulang menuju Realita kami masingmasing untuk menyongsong hari esok. Sampai jumpa di perjalanan selanjutnya.

Thanks to : Alvin Gimbal  buat bantu pendaftaran n siap diganggu untuk menampung kami tengah malam
Ibu n Bapak warung yang kasih kami ruang untuk tidur
Sabar yang bantu booking tempat camping (padahal si ga dapat)
Mba Fanie buat obrolannya pas summit n ngabisin juice ku….
Mas Ismed sang sweeper dan malaikat penolong dikala saya mengigil ditengah malam (klo ga masuk, paling saya tinggal nama)

Milla, Kate, Maxine, Martin, Martijn, Clarisse, Jens, Yulia, Amie, Rita, Ismed…..thanks for all….i gonna miss u now….


Jakarta 18.10.2011
almasdeo