Sunday 4 December 2011

Mau cari apa kamu anak muda?


Dalam filsafat saya, makin banyak teman makin bahagialah hidup saya. Karena terkadang (sering malah) teman adalah orang pertama yang bersedia membantu atau menolong kita dikeadaan apapun melebihi saudara sendiri. Tapi cukup teman atau sahabat di dalam hidup saya, tidak ada (dan belum akan pernah) menganggap seseorang “sahabat sejati”  karena yang ada hanya “kepentingan” dibalik itu semua. Terlebih pertemanan antara sesama pencinta alam…wuihh ga usah di pertanyakan atau diragukan lagi deh, karena hidup mereka samasama dibentuk oleh alam sehingga kekerabatan satu sama lain (terlalu) rekat bahkan yang baru kenal sekalipun (klo ga percaya, coba aja punya teman anak Pencinta Alam).

Malammalam teman setia saya (Handphone) bergetar tanda sms masuk dan dengan singgapnya saya pun membuka, wuihh saya mendapat tawaran atau permintaan bantuan oleh teman dari Santigi (Ranger Gede-Pangrango) untuk menjadi tukang poto lomba mendaki Gunung Gede-Pangrango. Setelah melihat kalender diri saya, ternyata pada tanggal segitu jadwal jalanjalan saya masih kosong. Tanpa pikir panjang saya pun langsung membalas siap, saya akan datang tepat pada waktunya ke basecamp.kelak bunyi sms balasan saya. Akhirnya hari H pun tiba, saya pun brangkat ke cibodas dengan bus dari kampung rambutan. Padahal tengah minggu saat itu, kenapa pula jalur puncak macet pula? Sepertinya lamalama saya menilai orangorang akan menggangap macet adalah hobinya mereka. Lah klo dipikirpikir (klo masih bisa mikir), udah tahu puncak itu cuma satu jalur, tapi kenapa mereka semua masih menggunakan mobilmobil pribadi bahkan hanya seorang diri??(kaya tu ga perlu pamer juga si menurut saya) Ditambah lagi sama sopir angkot yang memang kupingnya ga bisa membedakan lagi mana suara klakson mana suara radio, sehingga seberapa besar suara klakson mobil dia akan tetap dengan gaya stay coolnya ngetem di pinggir bahkan ditengah jalan….keras emang Indonesia :)

Karena saya berpikir cuma fotofoto diatas sana, sehingga saya benarbenar cuma bawa sleeping bag, jacket, sepatu trekking dan tentunya kamera juga. Lagipula logikanya pasti makan minum disana ditanggung oleh panitia juga, lumayan kan jalanjalan dapat logistic gratis..hahaha…eh pas sampe kesana wuihh, semua komunitas dari go green, komunitas peduli sungai, green peace Indonesia, WWF absen hadir untuk mensupport acaranya….benarbenar mantap konsep dari acara ini. Saya pun diperkenalkan oleh teman yang mengundang dari perwakilan JSN (Joint Society for Nature) padahal saya disini sedang tidak membawa nama itu, tapi apa boleh dikata mereka (temanteman saya) tahunya saya adalah JSN dan JSN adalah saya (halah, bagian ini lebay)…..ya sedikit banyak kami pun memperkenalkan komunitas kami masingmasing dan concern dari komunitas kami tersebut. Lumayan banyak menambah temanteman baru dan link untuk kegiatan kita masingmasing nantinya. Setelah capek dengan ramah tamah dan bercanda ria, saya pun mencoba mengambil posisi yang agak angetanget serta bisa berseder sehingga klo ntar ngantuk tinggal tidur aja. Apalagi keadaan saat itu sedang hujan….mantap, keluarin sb dan selonjor, selanjutnya hanya Tuhan dan saya yang tahu……zzzzz

Sayangnya saat itu, saya tidak bisa terlalu banyak ngobrol dengan komunitaskomunitas yang hadir, karena entah kenapa saya pun di suruh naik malam itu ke atas buat tenaga dokumentasi serta bantubantu panitia diatas….kupret padahal lagi hujan dan peralatan tempur buat naik yang saya bawa minim….Ya setidaktidaknya perkenalan singkat dengan temanteman baru selalu menyenangkan, apalagi kita tergerak dengan satu keprihatinan dan konsentrasi yang sama tentang “kerusakan alam” di saat ini. Mungkin banyak orang melihat dan bertanyatanya, ngapain ya mereka seperti orang “kurang kerjaan” rela mengorbankan waktu, tenaga serta pikiran untuk sesuatu yang mungkin tidak kelihatan secara langsung dan tidak memberikan kita penghasilan?? Ya inilah jiwa muda yang selalu tergerak untuk berbuat lebih bagi apa yang bisa membuat kepuasan batin mereka, lagi pula buat saya hidup akan lebih menantang bila kita melakukan sesuatu yang berguna untuk anak cucu saya kelak.

Monday 28 November 2011

Susahnya hidup jaman sekarang?


Saat jalanjalan yang paling sangat banget dihindari adalah jatuh sakit, karena pasti rencana perjalanan akan hancur berantakan. Kali ini saya ketiban apes, setelah 3 hari saya terlalu memaksakan badan untuk kerja (terlalu) keras, akhirnya masuk angin + flu + batuk pun bersarang dibadan ini. Untungnya misi untuk wisata ke Bromo telah selesai jadinya saya sudah (setidaknya) mempunyai pengalaman baru lagi. Setelah dari Bromo saya masih mempunyai 4 hari 3 malam yang rencananya akan saya nikmati di Solo dan Jogjakarta, tapi apa daya, Tuhan (cieeelahhh) berkata lain. Saya hanya dapat terkulai lemas di rumah teman di Solo yang masih mau menampung gembel macam saya ini. Karena memang sudah pasti saya positif masuk angin (ya namanya turis kere, rela puasa demi senangsenang) ya obatnya buat saya cuma satu yang instan “KEROKAN” sekalian “PIJET” (tanpa embel ++), teman saya di Solo pun memanggil tukang urut yang biasanya memijat dia saat sakit juga. Akhirnya datanglah sosok seorang ibu berperawak tua (71 tahun klo ga salah) tapi masih dengan semangat untuk terus memutar roda kehidupan dan terlihat sangat sehat,

Dimulai lah proses pewarnaan badan dengan koin dan minyak kayu putih, wuihhh mantap…. warna merahmerah keunguan muncul di badan saya, sambil menahan sakit pun saya beberapa kali bersedau hoeeeekkkk….aih nikmatnya serasa angin semua keluar dari dalam badan ini (sebenarnya si bukan bagian ini yang mau diceritakan). Dalam perjalanan “kerokan” dan “mengurut” kami pun beberapa kali ngobrol tentang perbedaan hidup jaman sekarang dan jaman dahulu (saya lupa kenapa bisa sampai sana), dengan bahasa jawa kromo injil (bener ga tulisannya) dia bercerita banyak, padahal sumpah, walaupun darah keraton mengalir deras didalam tubuh saya ini, saya ga terlalu ngerti bahasa jawa kromo injil, jadi saya nangkepnya setengah atau bahkan seperempat mungkin. Untungnya saat itu tuan rumah mau jadi translatornya (bayangin satu negara aja bahasanya banyak amat to, betapa kayanya negara kita uii).

Beliau cerita bahwa jaman dahulu tu hidup ga sesusah sekarang (setelah kemerdeaan background cerita kita), kemanamana saya jalan kaki mas, sambil jualan untuk sekolah dan klo punya 10 meter tanah aja bisa jadi duit itu, saya tanamin apapun pas sudah panen paling saya puterputer kampung laku semua. Duit Rp. 2000 itu udah buanyak banget. Orang kaya jaman dahulu ga keliatan, mereka ga lantas membeli mobil atau bahkan membangun rumah kaya jaman sekarang, mereka tetap hidup seperti orang lain pada umumnya. Cuma mereka menyimpang uang bukan di bank tapi di bungkus karung goni dan di taruh di kandang ayam atau tumpukan sampah biar ga terlalu mencolok…hahaha….lucunya ya…dengan semangat 45’ ibu ini terus cerita padahal saya udah benarbenar di titik antara berpikir ini bahasa apa ya??hahaha….dia bercerita walaupun saya wanita orang tua saya mendidik saya untuk berjuang untuk menghidupi diri sendiri walaupun kelak saya punya suami saya setidaknya tidak membebankan suami saya mas. Terkadang saya sedih melihat banyak anak cewek kongkowkongkow (nongkrong) di mall padahal seharusnya mereka belajar banyak dirumah Dan yang paling wah critanya adalah bahwa dia bercerita, presiden Soekarno itu hidup bersama rakyat, beliau bersepeda melihat rakyatrakyatnya serta berdiskusi dengan pak camat tanpa memandang strata yang sejujurnya sangat jauh saat itu. Saya sampe sekarang menyimpan foto beliau saat mutermuter dikampung ini kok, klo ga percaya nanti saya ambilkan,,,wuihhh segitunya ya,,,,hebat bu nasionalisssmuu

Sederet cerita diatas mengelitik hati saya untuk membandingkan dengan jaman saat ini. Saat saya memegang 50 ribu saja saya bisa menghabiskan dalam waktu sekejap dan betapa saya tidak begitu menghargai uang itu sendiri. Orangorang kaya jaman sekarang terlihat betapa angkuhnya dengan kereta besi yang sangat indah, sesosok Presiden yang seharusnya menjadi panutan rakyat malah hanya menjadi boneka partaipartai politik saja, dan tanah subur yang dahulu rakyat Indonesia banggakan sekarang banyak berubah menjadi gedungedung bertingkat hanya untuk tempat hiburan. Sejenak saya berpikir seandainya saya bisa mencoba hidup jaman dahulu pasti saya sangat menikmatinya, di ketiadaan mereka masih bisa merasakan hidup yang memang mereka dambakan….huihhh...jadi agak serius begini..

Tak terasa 2 jam perbincangan serta pijet pun berlalu, sampai di titik terakhitr Ibu ini berpesan, cari istri yang pinter cari duit juga ya mas, biar hidup kalian kelak tidak terlalu susah di jaman yang sudah susah ini. Dengan segala kesederhaan orang desa, ibu ini sedikit banyak mewarnai perjalanan saya saat itu.


almasdeo
Solo- Central Java (22.11.2011)

Tuesday 18 October 2011

Pelarian dari penatnya kota

Ketika isi kepala ini sudah terlalu Penat dengan segala “keindahan” kota, pastinya alam adalah tempat pelarian saya yang pertama yang akan saya tuju, entah itu gunung, pantai atau apapun. Alam terlalu baik untuk me-refresh isi otak dengan segala “keterbatasan” dan “kejujurannya”. Kali ini saya kangen dengan nikmatnya pegelpegel dan capek yang bisa didapat dari mendaki. Ok, akhirnya saya memutuskan untuk ke gunung Gede (lagi), ya karena paling deket jarak tempuhnya (maklum masih jadi anak rumahan yang tidak punya penghasilan tetap).

Awalnya saya pingin mencoba mendaki solo, tapi ya karena satu dan beberapa hal akhirnya saya mendaki dengan beberapa teman baru saya. Preparasi pun kami siapkan dan ternyata wowww…..pendakian ini adalah pendakian pertama untuk sebagaian dari mereka. Dag dig dug seerr juga si sebenarnya bawa mereka…..apalagi saya masih termasuk hitungan hijau buat mendaki, dan parahnya terdapat beberapa orang asing yang akan ikut pada pendakian ini, ya tahu sendiri buat mereka (orang indonesia aja belum tentu juga mau) pastinya susah untuk meninggalkan “kenyamanan” –nya untuk berdesakdesakan dengan orang di dalam bis serta harus bersakitsakitan membawa ransel berjamjam hanya untuk melihat indahnya puncak gunung hanya untuk beberapa jam.

Ibarat nasi udah menjadi bubur, tidak ada kata mundur (sok banget bahasanya), saatnya kita beraksiiii……perjalanan dimulai dari terminal busway sebagai tempat berkumpul. Ya menurut rencana, paling lama kita kumpul adalah pukul 9 malam, tapi ya dengan alasan “kemacetan” (selalu jadi alasan yang tepat, handal dan terpercaya) kami pun baru berkumpul lengkap pada pukul 10 malam (lumayan 1 jam ngaret). Karena grup ini hampir dominal dengan orang asing, saya sedikit banyak jadi kena imbasnya….positipnya si, saya jadi agak tambah famous (dari awalnya si udah) dan negatipnya, semua harga dari bus, angkot dll menjadi agak naik dari harga standartnya (ya tipe kita orang Indonesia, Klo bisa di persulit kenapa di permudah). Dan parahnya di bis, semua isinya adalah pendaki yang menuju gede….wahhh bakal jadi pasar pastinya ntar di surya kencana…dasar lagi orang Indonesia ga bisa ngeliat bule kali ya, dikitdikit ada aja celetukan “nakal” yang di lontarkannya, untung dia ga ngerti sii…hahahaha….saya aja yang dengarnya jijay bajaj….never mind lah.

Akhirnya kami pun sampai juga di Cibodas untuk bermalam disana sebelum esok paginya menuju Gn, putri untuk start hiking. Yaaaa betul dugaan saya, jalan dengan kelompok besar memang sulit (pake banget) dalam kelompok saya ada 15 orang, 6 org Indonesia dan sisanya campuran dari belahan dunia dan mayoritas adalah wanita (pastinya kebayang kan susahnya tu). Baru selesai saya mengurus smuanya untuk tempat bermalam, ada aja yang ga setuju karena dia pingin naik malam itu juga (couple dari Indo dan Norwegia), ya karena dia ngotot….silakan lah, lah yg punya nyawa aja ga repot kenapa saya harus repot?? hahaha….mulai keluar sifat gila saya. (Padahal dari rencana perjalanan sudah dijelaskan smuanyaa) Saya pun tidur yang terakhir kira” pukul 3 pagi dan kita harus bangun pukul 5 untuk mengejar start hiking pukul 6 (rencananya) ya tahu sendiri, klo udah enak, hangat bersetubuh dengan sleeping bag dan selimut siapa yang mau bangun coba?? Ok, setelah semuanya selesai melakukan ritualnya masingmasing, kami pun menuju ke Gn, Putri. biasa lagilagi tipe orang Indonesia kalau bisa dipersulit kenapa dipermudah…all about money lah semuanya…apalagi liat temanteman saya, wowww ladang ni kata hatinya mungkin. hahahahaa….

Setelah semuanya beres dengan beberapa lembar limaribuan. Kami pun start untuk mendaki pukul 9 pagi (ngaret 3 jam). Aihhh….kenapa ko keril saya beratnya aga lebih dari biasanya ya kali ini?….serasa porter abissss….5 menit berjalan, teman wanita dari Germany menyatakan ga kuat dan mending dia turun daripada membuat susah kelompok. Ya saya hanya menyakinkan dia, benar ini keputusannya?? Setelah dia memang benarbenar menyatakan udah ga mau, ya saya hanya mempersilakan lagi dan untungnya dia bisa berbicara sedikit bahasa Indonesia untuk menolong dirinya mendapatkan bus ke Jakarta. Ok, sekarang tinggal 12 orang termasuk saya. Lagilagi 15 menit pertama, pasti napas ga karuan bentuknya, belum lagi saya harus dan akan trus bercinta dengan keril saya selama 2 hari 1 malam minimal (ya selama beratnya ga lebih dari 20kg saya masih sanggup lah), Ibuuuu….tolong anakmu…..hahahhahaha.
Karena trek pertama masih ladang penduduk, ya pasti matahari bebas bersinar dengan cantiknya…jadi serasa berjemur dipantai aja, kami pun banyak bertemu dengan rombongan lainnya yang kebanyakan mereka menggunakan porter….iri melihat mereka jalan hanya memakai daypack dan jalan dengan nikmatnya….aihhhh pasti bener” nikmat….hahahaha. 1jam pertama keadaan masih terkendali, 2 jam berikutnya mulai terpisah menjadi 2 grup besar, yang napasnya kuat mulai jauh meninggalkan yang napasnya megapmegap kaya ikan mas koki dibelakang, beruntung saya masih bisa mengimbangi yang didepan untuk memastikan dia ga nyasar aja. Setelah kurang lebih berjalan 3 ½ jam kami pun memutuskan untuk beristirahat makan siang dan menunggu semua pada berkumpul di sini. Ya dari titik ini sudah agak kebuka sedikit kepalsuan sifatsifat mereka, dan makin ke atas yg artinya jalannya makin menyiksa pasti akan kebuka semua sifat aslinya mereka. Hahaha…hebat to alam? dia bisa “memperlihatkan” siapa sebenarnya diri kita sendiri.

Memang beban besar membawa mereka semua, tapi saya akan merasa senang pastinya bisa membawa mereka ke puncak dan kembali lagi tanpa kurang satu apapun. Ketika track makin menggila dan rasa capek makin terasa, mulai lah mereka keluh kesah nanya berapa lama lagi dari sini lah, itulah dll. Saya pun pastinya merasakan sama apa yang mereka rasanya, saya hanya bilang bentar lagi kok, sekitar 1 jam dari sini dengan senyum termanis dari saya. Memang rame benar pendaki pada hari itu, ketika berpapasan dengan beberapa orang, tidak sedikit yang bertanya. Porternya bulebule itu ya Mas….aihhhhh….kutu kupret buggy jumping, masa saya mirip si dengan porter? Asem tenan….blum lagi ada yang nanya dibayar berapa sama mereka….hahaha….kenapa ya pola pikir kita selalu mengarah dengan uang? Apa mungkin karena mereka orang asing yg hiking menggunakan backpack dan saya orang Indonesia yang memanggung keril?? Ohhh….sempat sakit juga si ditanyain seperti itu, tapi juga kasihan sama pola pikir mereka yang sempit.
Akhirnya kami pun sampai juga di surya kencana setelah mereka beberapa kali menanyakan berapa lama lagi dan saya selalu menjawab 1 jam lagi, hahaha…pertanyaan mendasar banget si sebenarnya buat orang yg baru pertama kali mendaki dan merasa putus asa. Setelah menunggu sebagian besar datang, kami pun diskusi tentang perjalan tadi, dan ternyata mereka marah karena saya bohong tentang pertanyaan berapa jam lagi dan saya selalu jawab sudah dekat paling 1 jam padahal kenyataannya 3 jam…..hahahaha…ya saya si minta maaf saja dan mencoba menjelaskan bahwa saya mencoba menghibur dengan berkata 1 jam lagi, klo saya bilang 5 jam kalian pada putus asa minta turun apa saya ga repot?? Lagi pula saya juga ga tahu pastinya kita di mana saat kamu tanyakan berapa jam lagi, jadi gimana mau tahu berapa lama lagi.

Rombongan terakhir ternyata terlalu jauh dengan kami, kabut tipis pun mulai turun di surya kencana,….uhhhh indahnya memang ciptaan Tuhan satu ini. Sampai saya bermimpi untuk punya halaman belakang seperti surya kencana.hahahaha…..Karena terlalu lama beristirahat kami pun merasakan dingin yang mulai tanpa malumalu menusuk tulang. Saya pun memutuskan untuk mencari lokasi untuk tenda sambil menunggu rombongan yg terakhir datang. Setelah 1 tenda berdiri kokoh (menurut saya, ga tahu menurut angin nanti malam) saya pun turun kembali menjemput rombongan yg lain untuk mempercepat supaya tidak sampai larut malam untuk mendirikan tenda. Pada saat ini saya sudah 100% tahu sifat dari semua rombongan, mana yang bisa di ajak kerja sama, mana yang mementingkan dirinya sendiri, mana yang maunya di service trus, dll. Saya akui saya pun bukan manusia sempurna, karena arti dari manusia sempurna menurut saya hanya punya Tuhan, saya hanya mencoba menjadi lebih baik dari kehidupan sehari sebelum hari ini. hayahhhh…..akhirnya saya menemukan gerombolan terakhir yang sudah agak susah senyum padahal sudah tinggal beberapa ratus meter saja untuk bermalam. Siapa suruh naik gunung??capek to….hahahaha. setelah 3 tenda berdiri semua, saatnya untuk memasak makan malam, karena sudah terlalu capek dan sudah makan buah saya tidak terlalu bersemangat untuk memasak, saya serahkan semuanya ke bulebule saja. Lebih baik saya tidur karena tahu hari esok lebih berat dari hari ini. Beruntung malam ini ga hujan dan suhu di sini cukup hangat untuk ukuran biasanya

Setelah semua selesai makan, mereka bertanya besok mau muncak jam berapa? Saya hanya membalikkan kalian maunya jam berapa?? Saya si ikut aja sekarang. Akhirnya kita memutuskan pukul 5 untuk ngejar sunrise k puncak dan artinya kita harus bangun jam 4 pagi max dan klo dilihat dari kemarinkemarin si bakal telat. Ya klo ini masih maklum karena mungkin kecapekan jadi malas bangun. Alarm terlanjur berbunyi ketika tidur saya makin enak….ahhhh…..malasnya keluar dari sleeping bag,  saya pun menyuruh teman saya membangunkan yang lainnya untuk sarapan dan packingpacking agar kita ga terlalu sampai basecamp ntar (klo sunrise dah pasti tlat. dan mendung pula), belajar dari kejadian kemarin ketika merek menanyakan berapa lama dari tempat camp k puncak saya menjawab butuh waktu 3 jam (padahal 1 jam dah nyampe) daripada ntar saya d omelin lagi. Aihhhh….ko perasaan saya kayanya jalannya makin panjang ya dibanding dulu??setelah bergulat dengan beratnya keril serta napas yang megapmegap akhirnya saya sampai lagi dipuncak…yeeeeee….. lagilagi saya bisa mengalahkan diri saya sendiri untuk kesekian kalinya dan sudah ada 3 orang rombongan kami yang telah duduk santai menikmati puncak sambil ngemil snack yang mereka bawa. Anehnya lagi mereka protes kamu bilang 3 jam, tapi saya nyampe 1 jam ini…….aihhhhhhhhh……serba salah, di semangatin tinggal dikit lagi ga bisa di buat senang dengan dia pikir lama ternyata lebih cepat juga salah…..capek deh.  Satu persatu pun akhirnya sampe juga di puncak, tinggal 2 orang lagi. Setelah saya dimintain fotofoto bareng dengan para penggemar, saya hanya menikmati diri saya sendiri dengan minum buavita (nyesal saya tawarin ke teman waktu itu, padahal saya baru minum ¼-nya eh dia malah keasyikan minum ampe lupa yang punya siapa..hahaha). akhirnya rombongan terakhir datang juga,,,huhhhh senang akhirnya semua bisaa nyampe puncak. Dan beban saya hanya tinggal membawa mereka turun dan mencoba memunggut sampash selama perjalanan turun.

Perjalanan turun bagi saya tidak sesulit perjalanan naik, tinggal lompat sana sini dan menunduk untuk memunggut sampah. Sangat disayangkan, gunung Gede kali ini terlihat sangat kotor, keprihatinan mendalam aja kepada mereka yang mendaki dan membuang sampahsampah ini di sini. Sempat terlintas sejenak di otak saya, bahwa akan indah bila dari TK hingga SD mungkin ada pendidikan lingkungan, sehingga kesadaran kita terhadap lingkungan kelak akan lebih baik lagi. Capek juga si sebenarnya harus memunggut sampahsampah ini, tapi ya klo bukan kita siapa lagi yang mau membersihkan?? Berharap orang lain membersihkan ya sama saja menunggu alam kita menjadi rusak terlebih dahulu. Setelh 1 jam bergayutan seperti monyet dari pohon satu ke pohon yg lainnya, akhirnya kami tiba di shelter kandang badak dan memutuskan untuk makan siang sebelum berjalan langsung ke bawah. Ternyata bule klo turun tidak secepat dia naik, jadi sebaiknya klo mau balapan sama dia, ambil bagian turunnya aja.

air terjun, kandang badak, cipanas sudah terlewatkan, dan akhirnya kami pun sampai ke pertigaan air terjun Cibereum dan jalur menuju basecamp. Disitu kita istirahat, membuat teh sambil menunggu grup yang dibelakang sampai, ternyata dia jauh masih di atas, mungkin (atau memang sudah) dengkulnya sudah mulai bergetar tidak karuan karena kelelahan. Setelah 1 jam menunggu akhirnya terdengar lonceng sapi yang menandakan gerombolan mereka datang (sweepernya pake gantungan lonceng sapi soalnya). Setelah semua cukup (bagi yg baru datang) dan lebih (bagi yg menunggu) istirahat, akhirnya kami pun langsung jalan menuju basecamp. Dan kamipun 8 orang sampe terlebih dulu di basecamp dan masih tersisa 4 orang d belakang saya. Ta berapa lama lagi muncul 2 orang, setelah saya cukup istirahat saya pun mencoba menyusul dan ternyata mereka ga terlalu jauh, dan akhirnya kamipun semua bisa berkumpul kembali setelah mengarungi route gn.putri – surya kencana – puncak – kandang badak – cibodas dengan selamat,,,,,uaaahhhhhhh puassssss akirnya bisa membawa mereka naik dan turun dengan selamat, walaupun punggung ini lumayan nyerinya dan betis cukup tegang. di tambah tangan yang lumayan pegal dari atas gengam kantong plastik hasil mulung selama berjalanan turun. Tapi semua sudah terbayar dengan apa yang saya rasakan.

Setelah semua merasa cukup istirahat, kami pun beranjak ke tempat pertama kali datang untuk bersih” dan mungkin makan sejenak sebelum kembali lagi ke Jakarta.
Akhirnya kami pun mendapatkan bus menuju Jakarta tidak terlalu lama untuk menunggunya, walaupun ada sebagian si yang berdiri. Huhhhh…..karena ngantuk, saya pun masih bisa tidur dengan berdiri lo….saya baru duduk dengan enak pas sudah sampai cibinong. Akhirnya kamipun tiba di Kp. Rambutan tempat pertama perjalanan kami mulai, setelah say goodbye satu sama lain, kamipun pulang menuju Realita kami masingmasing untuk menyongsong hari esok. Sampai jumpa di perjalanan selanjutnya.

Thanks to : Alvin Gimbal  buat bantu pendaftaran n siap diganggu untuk menampung kami tengah malam
Ibu n Bapak warung yang kasih kami ruang untuk tidur
Sabar yang bantu booking tempat camping (padahal si ga dapat)
Mba Fanie buat obrolannya pas summit n ngabisin juice ku….
Mas Ismed sang sweeper dan malaikat penolong dikala saya mengigil ditengah malam (klo ga masuk, paling saya tinggal nama)

Milla, Kate, Maxine, Martin, Martijn, Clarisse, Jens, Yulia, Amie, Rita, Ismed…..thanks for all….i gonna miss u now….


Jakarta 18.10.2011
almasdeo

Tuesday 6 September 2011

Wisata museum

Terakhir saya masuk (main) ke museum mungkin pas SMP itu juga masuk bukan karena niat pribadi melainkan karena emang kegiatan sekolah, sehingga mau ga mau saya pun masuk hanya untuk sekedar “menjalankan”  kegiatan sekolah. Ya mungkin karena hanya sekedar menjalankan, saya sehingga tidak tahu dan tidak tertarik untuk tahu apa yang terdapat dan buat apa museum itu didirikan. Seiring berjalan waktu (hampir 8 tahun lamanya) saya pun diajak sama teman saya waktu berkunjung ke Jogja untuk bermain di museum Ullen Sentalu. Museum ini adalah museum swasta (ya klo swasta memang tiket masuknya agak mahal, tapi yang pasti lebih terawat dibanding dengan yg lain). Ullen Sentalu ternyata adalah singkatan dari bahasa jawa “ULating bLENcong SEjatiNe TAtaraning LUmaku” yang artinya “Nyala lampu blencong merupakan petunjuk manusia dalam melangkah dan meniti kehidupan”. Filsafat ini diambil dari sebuah lampu minyak yang dipergunakan dalam pertunjukan wayang kulit (blencong) yang merupakan cahaya yang selalu bergerak untuk mengarahkan dan menerangi perjalanan hidup kita. Pinter toh?? Yaiyalah, tinggal searching aja d google pasti keluar…hahahaha….secara mba yg jadi guide ngomongnya cepat amat jadi tidak seimbang dengan otak saya untuk menangkap “maksud” dan menghapalkannya.
Ya saya akan menjelaskan sedikit aja yang terdapat di dalam museum ini. Karena mereka juga tidak membayar saya untuk mempromosikannya…hahahaha….klo mau lebih jelasnya emang main kesana aja, dijamin lumayan buat nambah pengetahuan kita.

Pertama terpikir di otak saya ketika diajak main ke museum adalah “PASTI MEMBOSANKAN” ya karena sudah terbentuk di pola pikir saya bahwa museum adalah tempat para orangorang yang ga ada kerjaannya dan para peneliti yang menggunakan kacamata tebal dan berpakaian formal sehingga saya ga bisa nyari “pandangan” disana, berbeda klo saya diajak ke pantai pada summer, yaaa tanpa pikir panjang HAYOKKKK berangkat lah….hahahaha masih normal kan berarti saya?
Apalagi saya kemarin disuruh jadi supir mobil sama teman saya untuk menuju kesana (harusnya si bersyukur udah numpang tidur, jalan” naik mobil dia lagi) padahal saya adalah tipe yang malas nyupir karena “terinfeksi” dengan kemacetan Jakarta sehingga tidak tertarik untuk menyetir. Setelah sedikit banyak nyasar akhirnya kami pun menemukan museum itu, ya tempatnya emang agak ngumpet sehingga buat yang buta arah kaya saya pasti susah nemunya, yang udah dua kali (red teman saya yg nganterin) aja ga apal. Jadi wajar klo besok ada yang mau kesana nyasarnyasar dulu lah…hahahaha. Wah lokasi yang dikaliurang (kaki gunung merapi) membuat suasana dimuseum ini menjadi sejuk, setelah membayar karcis masuk dan menunggu guide untuk menjadi teman serta “penerang” kita pun masuk dan mulai menjelajah isi museum tersebut. Museum ini menjelaskan tentang kerajaan jawa (khusunya Yogjakarta) dan awal berdiri kota Surakarta (Solo) dan kehidupankehidupan dari para raja dan wanita jaman dahulu. Karena darah yang mengalir dalam tubuh saya adalah darah Jawa, saya pun sangat menyimak saat silsilah dari para rajaraja tersebut, mungkin aja saya adalah “anak” yang hilang pada satu silsilah. Hahaha…lumayan kan klo saya ternyata ada darah keratonnya, bisa kaya mendadak pastinya.

Setelah selesai bermain dimuseum itu, setidaknya otak saya makin berisi sedikit tentang budaya jawa (Jogja dan Solo khususnya) sehingga klo ngomong keliatan lebih berbobot dan pasti sebagaian para wanita akan terkesima klo ngobrol ma orang pinter (ya macam saya ini). hahahaha…..dari kesimpulan saya tersebut saya makin senang bermain dimuseummuseum untuk belajar sejarah yang ternyata lebih mengasyikan terjun langsung daripada duduk mendengar dongeng kaya pas jaman sekolah. Walau sejarah Indonesia banyak yang diputar balikan, tetapi keberadaan museum tersebut membantu kita untuk lebih mencintai negara serta budaya kita sendiri. Kalau bukan kita yang mencintai budaya kita, siapa lagi??


almasdeo
jakarta (Indonesia) 04.09.2011

Monday 29 August 2011

Merapi

Paling enak adalah saat kita membuat planning perjalanan, masih dengan semangat ’45 mencari informasiinformasi yang penting dan mungkin meminjam peralatan yang kita ga punya dan dbutuhkan untuk perjalanan kita. Sama kaya kemarin, saya memutuskan untuk mendaki yang ke-3 kalinya ke gunung Merapi. Dari mempersiapkan alatalat, minjem tenda hingga beli tiket kereta saya lakukan dengan penuh semangat (yang beli tiket bukan saya deng.hahahhaa). Sampe hari keberangkatan pun masih diselimuti dengan semangat.

Setelah melakukan perjalanan yang cukup melelahkan, akhirnya saya dan teman saya pun sampai di kaki gunung Merapi, masih dengan semangat menggebugebu untuk mendaki (secara dah lama vacuum mendaki). Langkah demi langkah awalpun sudah dimulai….ahhhh nafsu ga sebanding dengan kenyataan…baru beberapa langkah aja keringet udah netes kemanamana ditambah napas yang belum bisa menyesuaiakan hingga megapmegap dan saya pun sangat menyesal terlalu semangat packing hingga membiarkan semua peralatan memenuhi ransel saya (saya benci bawa tendaaaaa). 1 jam pertama kali ini adalah satu jam terberat selama pendakian kali ini, karena treknya yang berdebu membuat makin susah perjalanan, mau make slyer yang ada susah napas klo ga make muka serasa make bedak tebal...hosh…hosh..hosh…napas megapmegap trus berusaha menyesuaikan dengan langkah kaki mendaki. Mungkin belum terlalu berirama langkah kita, hingga hampir setiap 15 menit sekali kami beristirahat. Karena terlalu banyak beristirahat dan hanya kita berdua yang malam itu mendaki membuat saya berpikir “jadi pingin turun dan membatalkan niat mendaki”….hahahaha….ketika niat itu muncul terlalu besar dan perjalanan belum terlalu jauh mendaki, saya iseng menanyakan ke teman saya gimana klo turun lagi??....saya yakin klo 70% saya akan turun dengan senang hati bila teman saya jawab ayu kita turun. Tapi harapan saya bertepuk sebelah tangan, dia menjawab coba dulu aja sampai batas mana kita kuat. (saya juga manusia yang punya rasa putus asa, apalagi ini udah pendakian yang ke-3 kali jadi kurang gregetan, alasan yang masuk akal tohhhh??)

Walau tertatihtatih akhirnya napas saya sudah mulai teratur, dititik inilah saya mulai menikmati pendakian dengan ditemani bulan purnama dan bintangbintang yang membantu menerangi jalan kami. Akhirnya saya sudah memasuki trek yang berbatu (yang artinya ga berdebu lagi), walau batu ini bagaikan anak tangga yang berjarak jauh aja, tapi saya senang dengan trek ini karena sudah deket dengan tempat buat camping kita. Yihuuu….akhirnya tiba juga, sayangnya saat itu angin berhembus cukup gede, apalagi posisi kita di atas sudah tidak ada vegetasi yang artinya angin berhembus tanpa bebas hambatan menerjang kita…dinginnya nak uju bile, membuat saya pingin cepatcepat buat tenda dan masuk sleeping bag. Setelah debat memilih lokasi buat tenda, akhirnya tenda berdiri dengan cukup gagah, walaupun posisinya kurang joss si….tapi dasar udah kecapekan dan pingin tidur, masih ok lah posisi itu karena masih terlindung dari angin yang dingin. Ini adalah malam minggu terindah saya setelah beberapa tahun hanya disii dengan kegiatan yg ga bermutu. Bayangin aja, saya makan malam di atas buntalan awanawan yang menutupi pandangan ke bawah dan disinari oleh purnama yang terang benderang….perfect banget situasi ini buat ngelamar cewek (coba klo saya punya dan mendaki bersama, saya lamar juga saat itu walau cincinnya saya ganti batu..hahahaha) apalagi ditambah bintangbintang yang berkelip dan klo beruntung bisa dapat bintang jatuh, aihhhhhh…….so sweetnyaa……cuma sayang DINGIN….hahahaha

Kami pun memutuskan untuk summit besok pagi sambil liat sunrise sebelum berangkat tidur malam ini.  Karena capek dan alasan masih ngantuk, kami pun memilih untuk tetap ngumpet didalam sleeping bag sambil merapatkan satu sama lain karena kedinginan. Suara tapak sepatu dan orang yang melewati tenda kami pun ga bisa membuat kami beranjak keluar dari sleeping bag.hahaha….akhirnya kami pun bangun dan dengan malasmalasan saya pun bertanya ke teman saya, “MAU MUNCAK” (lagilagi saya menunggu jawaban tidak)..hahaha…entah kenapa saya tidak terlalu bergairah mendaki kali ini. Dan lagilagi jawabannya dia mau muncak. Saya pun akhirnya ikut berusaha mencapai puncak, aihhh….perjalanan kepuncak ga seperti dulu yang terdiri dari batubatu gede, jadi kita tinggal naik sana naik sini sampai puncak dehhh. Karena abis meletus perjalanan menuju puncak benerbener berpasirrrrrrr….baru melangkah berapa langkah udah turun merosot kebawah lagi…bikin emosi aja, apalagi ditambah si matahari ceria banget menyinari kita pagi itu….cantikkk dah buat muka gosong, 1.5 jam bergulat dengan pasir dan batubatu yang runtuh akhirnya saya berdiri dititik puncak tinggi merapi setelah beberapa kali mengalami situasi dimana saya putus asa dan tidak ingin melanjutkan perjalanan. Tetapi sekali lagi saya berhasil mengalahkan diri saya sendiri…aihh puasnya….karena masih menunggu teman berjuang naik (dan saya piker dia menyerah) akhirnya saya menikmati segarnya jus buah dan snacksnack yang saya bawa (padahal itu niatnya buat berdua) sampai habis. Hahahahaa…., setelah kenyang saya pun meminjakkan kaki untuk turun, baru selangkah mau turun ehhhh batang hidung teman saya muncul dan dia bilang enak aja mau turun, tunggu dulu kata dia….hahaha….hebattttt dia masih belum menyerah, saya pun menunggu dia hingga tiba di atas. Keadaan puncak saat ini benerbener hanya jalan setapak, saya pun sempet takut berdiri karena kanan kiri langsung turuan 60 derajat, satu menuju kawah, satu menuju jurang, keren abisss kan??. Setelah kita puas potopoto diatas kami pun turun dengan santainya karena medan pasir sehingga serasa main ski.

Setelah makan siang dan packing semuanya, kami pun beranjak untuk turun menuju basecamp, perjalanan turun pun diisi dengan sedikit nyasar kedaerah perkebunan masyarakat sekitar (sampe sekarang saya juga bingung bisa nyasar). Untungnya saat itu ada warga yang kasih tahu klo kita salah jalan, sehingga kamipun tiba dengan sehat sentosa dan tanpa kurang suatu apapun ke basecamp (kebayang klo nyasar, paling kita bisa” ga pulang.hahaha)
Ketika sampai basecamp kita benerbener keliatan kaya badut cemangcemong bekas abu ada dimanamana, iya keadaan gunung berapi masih ada abu dimanamana bekas meletus beberapa bulan yang lalu.
Ahhh….legaaanyaa, akhirnya saya pun bisa menaruh ransel ini selama beberapa hari, setelah saya bercinta dengannya 2 hari 1 malam lamanya,


Thanks to : ms. Lim yang telah berbagi 3hari 2malam bercinta dengan saya. Dani dan Kinthoel yang menjadi teman berbagi saat muncak dan turun, serta sejoli bule Belanda yang membantu menghabiskan logistik kita.


“Berbagi waktu dengan alam, maka kau akan tahu siapa dirimu yang sebenarnya”



almasdeo
Jakarta (Indonesia) 28.08.2011

Sunday 28 August 2011

Ekonomi mode on


Ketika saya masih berduit (red.masih kerja), saya lebih senang memilih perjalanan dengan menggunakan pesawat. Ya dari segi efisien memang pesawat jauh lebih unggul diantara transportasi darat dan laut lainnya. Tapi klo dari segi harga ya jauh aja pesawat lebih mahal dibanding dengan lainnya. Keasyikan naik pesawat membuat saya agak malas menggunakan transportasi umum lainnya, tapi apa daya perjalannan kali ini saya tidak mendapatkan “sponsor” untuk membeli tiket pesawat, jadi ya mau ga mau, suka ga suka, nyaman ga nyaman saya menggunakan kereta ekonomi untuk kesekian kalinya setelah hampir 2 tahun lebih tidak menggunakannya.

Perjalanan kali ini saya bersama teman saya seorang wanita menuju kota Solo. Sehari sebelumnya teman saya sudah membeli tiket kereta Bengawan dan kabar gembiranya kita masih mendapatkan tempat duduk, uhhh lega ga perlu berdiri….pas hari H-nya, saya memutuskan untuk menunggu kereta di stasiun jati negara, sedangkan teman saya berangkat dari stasiun tanah abang. Tepat pukul 19.20 saya mendapat sms di hp saya, dan tebak apa isinya?? “wah kayanya gw bakal telat dek ke stasiun, macett….doakan aja ya tepat waktu”, padahal kereta berangkat dari stasiun tanah abang pukul 19.30. saat itu saya sudah memastikan “pasti dia terlambat”, dan betullll….dia tiba di stasiun setelah keretanya cau, karena ada kereta Progo yg menuju jogja pukul 21.00, kami pun sepakat naik kereta tersebut, dan berita yg cukup menyenangkan ternyata tiketnya bisa kita pakai ke kereta Progo.

Akhirnya kereta pun datang dan saat itu kita cap cip cup belalang kuncup memilih tempat duduk yang kosong dan berharap tidak ada orang yang duduk dibangku tersebut di stasiunstasiun berikutnya. Hayah….apessss, baru sampe bekasi ternyata si empunya tempat duduk sudah datang dan mengklaim bangku yg kita dudukin, sedihnya saat itu ketika saya harus berdiri memberikan bangku yang bukan hak saya kepada orang yang berhak, karena saya tahu perjalanan masih 10 jam kedepan dan pasti bakal tersiksa…1 jam kemudian saat kereta memastikan tidak berhenti, kertas Koran pun mulai digelar di jalan antara. Yang artinya bakal banyak orang jualan yang lalu lalang melewati kita.

Perbincangan demi perbincangan yang dengan sendirinya mengalir antara penumpang pun membuat suasana menjadi lebih hidup didalam kereta (inilah kelebihan transportasi massal satu ini dibanding pesawat), saat itu saya mencoba posisi duduk dengan memasukan kaki saya ke lorong bawah kursi….anjrittt sempitnya dan membuat saya ga bisa bergerak leluasa, padahal posisi ini paling PW dibanding dengan posisiposisi lainnya. Saat itu saya berpikir, bahwa jadi orang tinggi dan mempunyai kaki panjang ternyata sengsara klo naik kereta ekonomi....hahaha.........saat mata mulai mengantuk, saya pun dengan saran penumpang lainnya akhirnya bisa selojoran entah gimana caranya saat itu. Karena udah ngatuk, saya pun cuek aja saat penjual makanan melompati muka saya dan menginjak bagianbagian tubuh saya.

Serasa baru memejamkan mata 1 jam kereta berhenti dan terdengar suara gaduh penjual makanan masuk dan parahnya dia teriakteriak dan menendang saya untuk bangun supaya dia bisa lalu lalang dikereta. Aiihhhh emosinya, saat enak”nya tidur malah dibangunin. Saya pun salut dengan hebat dan niatnya mereka berjualan,  walaupun kereta penuh dan mereka membawa barang dagangan gede aja dengan santainya para penjual tersebut melewati orangorang yang memenuhi jalan dan klo saya perhatikan para penjual itu ga capekcapeknya muter dari ujung gerbong belakang sampai ujung gerbong depan…hidup adalah perjuangan….hehehehe
Sisasisa jam selanjutnya saya hanya mendengarkan ceritacerita para penumpang, dari batu giok sampai jin dan kawankawannya hingga saya bisa tertidur serasa ada yang menceritakan dongeng kepada saya. Akhirnya kami pun mendapatkan bangku setelah beberape penumpang turun di kebumen, dan dari situ saya bisa tidur nyenyak hingga tiba Jogjakarta. Aihhh……setelah sampai badan rasanya patah kanan-kiri, kaki kram lah, dan bokong makin tepos setelah 12 jam duduk ga karuan. Saya pun membayangkan ketika mudk gimana ya keadaan di dalam kereta tersebut??

Akhirnya betul memang, “ADA HARGA, ADA KUALITAS”, tapi saya cukup senang dengan perjalananan menggunakan kereta ekonomi, walaupun banyak keluh kesah saat perjalanan saya banyak belajar dari sesama kita yang kurang beruntung dengan keadaan ekonomi mereka, walaupun mereka kurang beruntung tetapi mereka merasa bahagia dengan apa yang mereka capai saat itu.

“ORANG YANG PALING BAHAGIA ADALAH ORANG YANG HIDUP SEDERHANA – AMISH”



almasdeo
Solo (Middle of Java) 23.08.2011

Saturday 13 August 2011

Massimo Van Golden Elchino a.k.a Cimmo


Banyak orang yang ngomong, “ anjing adalah sahabat terbaik manusia” itu sepertinya bukan hanya sekedar omongan belaka. Karena dari pengalaman saya berbagi waktu dengan anjing, saya rasa omongan itu dikit banyak ada benarnya. Makanya sampai sekarang saya ga abis pikir dengan mereka yang doyan makan daging anjing (speechless). Dari lahir saya di kasih “warisan” oleh kedua orang tua saya menjadi seorang Kristiani, yang secara ga langsung membuat saya ga terlalu bermasalah untuk memelihara anjing. Keluarga saya memang senang dengan keberadaan anjing dirumah, selain menjadi “penjaga” mereka juga adalah anggota “lain” keluarga kami. Banyak kenangan lucu, kesel, mengharukan yang telah saya, keluarga serta anjinganjing kami “terdahulu” yang telah kami lewati.

Udah berapa anjing yang telah kami punyain, dari jenis anjing kampung sampai ras pun telah mengisi  harihari saya. Saat ini saya mempunyai seekor Golden Retriver (yang kaya airbud itu lo) berumur 2 tahun berapa bulan bernama Massimo Van Golden Elchino (keren to?, itu nama dari perkinnya). Wuih klo saya ceritakan keseharian hidup keluarga saya dengan si Cimmo (nama panggilan) mungkin pada ga nyangka ada anjing semacam ini, tapi bagaimanapun juga saya serta keluarga (ga yakin klo ini) sayang ma cimmo.

Pertama kali kami membeli dia adalah saat umurnya kurang lebih 3 bulan, dan kami pun menjatuhkan pilihan kepada dia adalah karena dia terlihat “paling” sehat, lincah di antara saudarasaudaranya. Wuih emang puppies (sebutan buat anak anjing) itu adalah saatsaat lucunya anjing. Kasian juga si, masih seumuran 3 bulan tapi sudah dipisahkan dari ibunya, tapi inilah hidup (hayahh…). Karena rasa iba itu pun, saya membiarkan dia tidur dikamar bersama saya.  Sehari dua hari si memang masih terlihat anjing baik pada umumnya (mungkin masih adaptasi dengan kesendirian), tapi setelah itu…auuuuu….sepertinya kita salah pilih saat membeli dia hahahahaha (coba bisa dibalikin n tuker),…..ya bayangin aja (semoga bisa membayangkan) setiap tengah malam saat asyikasyik-nya tidur dia pasti melakukan “ritual” yang aneh, lari kesana kesini….gubrak-gurbik….nabrak lemari, lompat ke kasur, grekk...grek….garuk lantai… narik-narik guling serta bantal dan ini berlangsung selama kurang lebih 1 jam dan setiap malam pula, kami pun menamai “ritual” ini adalah “kuda lumping”.

Klo masalah mengigitgigit  jangan disangsikan lagi sama dia, semua sandal habis digigitin dan pinternya lagi, dia hanya gigit sebelah sandal saja sebelahnya lagi dia ga doyan, dalam pertumbuhannya sampai sekarang, udah ga terhitung berapa banyak sandal dari merek jalanan sampai merek mall yang jadi korban. Anehnya lagi, sampai sekarang umur jalan 3 tahun kelakuannya tetep aja kaya puppies, makan masih harus pake susu di dog foodnya dan harus di tungguin pula. Belum lagi sifat jealousnya yang terbilang luar biasa dengan anak kecil, seperti beberapa minggu sekali pasti keponakan saya main kerumah, dan sekitar 2-3 menit sebelum dia sampai cimmo pasti gonggong seperti marah (karena  dia iri, klo keponakan datang, pasti dia akan diacuhkan). Insting Cimmo sepertinya adalah insting seorang anjing pencuri. Ya, anjing ini memang aneh tapi nyata, setiap masuk kedalam rumah pasti matanya tidak bisa berhenti melirik-lirik seperti mencari sesuatu yang akan digigit bahkan dihancurkan, barang kesukaan yang pasti diambil adalah bantal…dan hebatnya dia ngambil semua bantal bis tu dikumpulkan di “markasnya” dan setelah itu dia tidur”an aja gitu disemua bantal yg udah dikumpulkan (ga tahu maksudnya).

Dan ada kejadian yang (memang) gila, kita sekeluarga mempunyai kebiasaan klo pergi pasti kunci rumah ditaruh ditempat rahasia, jadi klo ada yang pulang duluan ga usah saling nunggu-menunggu. Waktu Ibu, Bapak, dan Supir pergi ke dokter dan kunci ditaruh tempat rahasia, ehh ada angin apa kuncinya malah diambil ma cimmo….dipanggilpanggil dari luar pager malah dia ngeledek dan bukannya mendekat malah menjauh, 1-2 menit di bujuk rayu lagi eh dia malah makin ngeledek (nyeselin toh..) berhubung saat itu ngejar janji dengan dokter makanya diacuhkan aja, berharap yang pulang duluan adalah kakak saya, sehingga dia yang kebingungan ntar. Emang malang nasib emak saya, ternyata dia yang pulang duluan, dan beruntungnya lagi, supirnya ini takut dengan cimmo sehingga ibu saya yang memanjat pager untuk mencari kunci yang entah udah ditelan atau ditaruh dimana ma Cimmo. (mungkin saat itu cimmo ketawa dan bilang dalam hati “hebat kan jaman sekarang, bukannya majikan yang ngunciin anjingnya ehhh malah anjingnya yang ngunciin majikan”), akhirnya si ketemu juga kuncinya, lumayanlah membuat cerita lucu yang “mengharuskan” emak saya naik pager garagara anjing sendiri.

Kami mempunyai kelemahan adalah kalau naruh barang pasti sembarangan, dan setelah beberapa kejadian. Kami pun cepat sadar ketika kami mencari barang yang kami inginkan dan tidak ada. Tuduhan pertama, tidak lain dan tidak bukan pasti ke cimmo. apalagi melihat dia tenang dan matanya menatap licik…..Hebatnya, dia bisa menyembunyikan barangbarang macam kunci, koin dan yang kecil” di dalam mulutnya (dibawah lidah). Sampai terkadang ketika kita benarbenar udah ga bisa buka mulutnya untuk mengambil yang di dalam mulutnya, cara paling hebat adalah kasih balsem didepan hidungnya supaya dia menghirup, klo cara ini masih belum ampuh taruh dihidungnya, dijamin dia pasti akan buka tu mulutnya sambil bersinbersin kepanasan.

Entah ada apa dengan giginya, yang pasti giginya selalu gantel mengigit apapun. Hp aja klo ga salah sudah 3 dia “mainin” (2 masih selamat, cuma keypadnya ancur, 1 lagi hancur…cur….cur….mungkin dia ikutikutan mau main Fb or chat kali ya), belum lagi Alkitab (dia doyan banget) sudah 1 habis “dibaca” dengan cara dia (mungkin reinkarnasi seorang pendeta or pastur, sehingga dia doyan bacanya), bahkan bohlam lampu pu ga lupa pernah dia makan (mungkin ini bisa saya duitin jadi kaya atraksi kuda lumping). Ahhh….banyak lah yang sudah masuk mulutnya dia. Tapi sebenarnya klo menurut saya si dia anjing pinter, cuma salah didik aja….hahaha….ya jadinya sedikit kacau begitu.


almasdeo
Jakarta (Indonesia) 14.08.2011

Friday 12 August 2011

China ohh China


Entah karena apa saya dapat tugas dari kantor untuk bekerja di China selama sebulan. Aihhh….padahal saya masih bau (terlalu) kencur dalam masalah pekerjaan dan saya benar” ga bisa yang namanya bahasa China sama sekali. Dasar senang berpetualang saya si senang” aja dikirim ke China apalagi semua akomodasi dah ditanggung ma perusahaan (enak toh…)

Bermodalkan Foto ala kadar dengan background merah, visa saya pun jadi untuk masuk ke China. Hari H pun tiba, dengan semangat yang ga terlalu besar (karena katanya disana kerjaannya susah dan parahnya lagi “saya belum bisa dan belum pernah”) saya pun meninggalkan Indonesia. 4-5 jam penerbangan yang melelahkan akhirnya selesai juga (entah kenapa saya benci yang namanya naik pesaawat, kereta, or bis berlama”. Kaya di kurung dikandang aja soalnya ga bisa kemana”). Setelah sampai di bandara Shenzhen, aihhh gedenya ni bandara, sampai saya kaya orang kampung yang baru pertama kali naik pesawat saking takjubnya. Setelah semua urusan imigrasi dan nunggu luggage kelar, saya pun sudah dijemput oleh boss saya, wuihhh perasaan seperti orang penting aja saat itu (yaiyalah, saya yakin klo ga ada yg jemput pasti saya bakal kaya orang gila dibandara secara ga bisa ngemeng bhs cina).

Sekilas lalu lintas disana semua tampak sama dengan semrawut lalu lintas kota Jakarta. Karena saat itu badan rasanya capek dan laper, mending saya tidur aja di dalam bis menuju tempat tinggal (aje gila masih 1 jam naik bis, ternyata). Akhirnya saya pun tiba, dan dengan baiknya boss saya menawarkan makan malam (klo ga nawarin saya juga pasti minta, hehehe). Yahh bagusssss, semua daftar menu memakai huruf kanji tanpa ada fotonya, auu….mana pelayannya ga bisa berbahasa inggris, dungdeng….akhirnya saya ngikut pesanan boss saya yang udah lebih fasih hidup disana. Penderitaan saya ternyata belum berhenti disitu, saya lupa budaya makan disini menggunakan sumpit dan sama sekali ga ada yang namanya sendok atau garpu. Padahal laper tingkat tinggi, dan saya harus makan nasi menggunakan “sumpit” hayahh,,,bener” di uji kesabaran saya disini. Sampai” teman saya bela”in bawa sedok kemana-mana karena dia tidak bisa makan pakai sumpit. Menurut saya budaya memakai sumpit disana tidak terlalu bagus, kenapa saya bisa bilang begitu, karena sumpit disana didesign hanya sekali pakai dan buang. Bayangin berapa kali orang makan sehari dikali berapa banyak orang China disana dan akibatnya berapa banyak pohon yang ditebang hanya untuk membuat sumpit aja.

Hari pertama saya disini saya laluin hanya dengan istirahat panjang, setelah itu…woww China jauh dari yang saya bayangkan. Orang” disini juoroknyaaa ampun, seperti pada pagi hari mereka menunggu bis di halte dengan tangan kanan penuh bungkus makanan sedangkan tangan kiri memegang cemilan yang sedang dimakan dan dengan santainya mereka buang riak yang dari suaranya seperti membuat tenggorokan lecet,,,huaaakkkkssssss….dan selanjutnya cuhhhhhh riak dibuang di pinggir jalan tanpa dosa dan itu hampir semua dilakukan oleh kaum pria. Belum lagi klo saya selift pada pagi hari, banyak dari mereka ga mandi dan bau badannya….wihhhh, bau bawang putih nyengatttttnyaaa ga tahannnn

Belum lagi masalah mencari makanan disini, berhubung saya banyak menghabiskan waktu bersama teman saya yang kebetulan dia muslim dan saya tidak bisa makan B1 dan B2 (red anjing dan Babi) makanya mencari makan adalah hal tersulit selama saya disana. Untungnya ada restoran muslim disana yahh tetapi semua restoran muslim pada umumnya menjual mie yang masih benar” fresh . buat 1-2 hari si ga masalah, tapi klo sebulan makan itu trus yahhh pasti muakk, sampai” saya minta ajarin tulisan kanji yang artinya “sapi”, “Babi”, “anjing”, “ayam”, dan tulisan itu saya bawa kemana” dan ketika memesan makanan saya tinggal mencocokan yang ada dikertas contekan saya dengan yang ada dimenu. Kelihatannya si gampang, eh pas nyocokin buset ko keliatan sama semua….akhirnya bahasa tarzan pun keluar, dan hebatnya lagi dia ga ngerti bahasa tarzan….huaaaaa…..demi alasan perut, kami pun klo makan pasti kaya anak sd dulu saat memesan, ya kami menggambar ayam atau sapi setelah itu pasti para pelayan baru ngerti.

Ada satu kejadian yang saat itu membuat saya benar” ga berkutik sama sekali, pas saya jalan” dan naik bis menuju arah pulang, kondektur menghampiri saya dan bertanya (saya yakin dia bertanya, mau turun dimana?) bodohnya saya saat itu adalah saya ga tahu nama haltenya, yang saya tahu cuma dekat dengan suatu mall. Saya pun memberi uang 10 Yuan dan ngomong dalam bahasa inggris saya turun di mall A. Kondektur pun bingung saat saya ngomong itu, dan dia ngerocos aja gitu pake bahasa China yang itonasinya naik turun ke depan muka saya. Saya pun benar” bukan bingung lagi saat itu, antara deg”an dimarahin (saya ga bisa bedain mana orang marah, mana orang ngomong biasa. Karena itonasi mereka bener” aneh) atau ditanya apa? Dan parahnya lagi satu bis pun ga ada yang bisa bahasa inggris…huaaahhh akhirnya saya main pantomin di bus, dengan meragakan sebuah bangunan dan saya turun disitu, setelah 5 menit saya memperagakan akhirnya dia bisa menebak juga…wuahh benar” kaya main kuis aja saat itu. Dan saya pun dikasih kembalian 5 Yuan, sambil tanpa dosanya dia ngerocos ga karuan lagi didepan muka saya (padahal dia dah tahu saya ga bisa bahasa China, tapi ttp aja ngecoros). Dalam hati saya mending ga usah dikembaliin aja uang saya, daripada saya udah merendahkan diri ditontonin orang sebus main pantomin.

Yah, itulah sedikit pengalaman saya berpetualang di Daratan China. Banyak senang dan dukanya, tapi satu hal yang saya bisa banggakan adalah, ternyata saya masih bisa hidup disana walaupun susah payah adaptasi (lebay banget). Saya pun berkeinginan untuk pergi lagi kesana (Beijing) dan bermain pantomin kembali dengan orang” China.


almasdeo
Jakarta (Indonesia)12.08.2011

Thursday 11 August 2011

Ketika Rasa adalah Segalanya


Lingkungan adalah factor penting dalam perkembangan dan pembentukan karakter suatu manusia termasuk dalam hal lidah (cita rasa). Yap lidah, setiap orang dari negara (bahkan pulau di Indonesia) manapun pasti mempunyai cita rasa yang berbeda-beda.

Ketika saya pergi keluar kota bahkan keluar negeri, hal yang paling menakutkan adalah masalah makanan. “cocok ga ya ma lidah gw?”  itulah hal pertama yang terpikir di otak ini. Kaya pas saya pergi ke lombok dan daerah timur sana, wuedann makanan di sana ga ada yang menenangkan lidah sama sekali, yang terasa dilidah cuma pedas-panas-pedes-panas lagi dan itu berulang-ulang terjadi hingga makanan habis. Secara lidah saya didikan lidah jawa yang lebih bersahabat dengan rasa manis, jadi waktu kesana saya tidak bisa menikmati makanan khas daerah sana. Belum lagi klo abis makan masakan pedas, perut langsung mengalami “gejolak” yg bertahan minimal 1 hari. Kebayang kan klo lagi jalan” tiba” langsung mules ga karuan perut. Klo pas dekat toilet si enak, nah klo pas di tengah macet...yang ada keringetan dan posisi duduk yang berubah” menahan boker. Beruntung klo masih bisa nahan, klo ga?? Ya siap lah membuat malu diri sendiri.

Berbekal pengetahuan di Indonesia bahwa Chinese Food itu kaya Capcay, Fuyung Hai, dll, Sehingga pas saya ke China saya pastinya bermimpi “di Indonesia aja capcay enak apalagi dinegara asalnya”, huaaaa….mimpi hanya sekedar mimpi, ketika pertama kali menginjakan kaki didaratan China dan saya mencari makan, aduhhh apa ini menunya?? Semua dalam bahasa Kanji yang bener” saya ga ngerti dan parahnya ga ada potonya. Karena saya tidak mau asal tebak (takut kepilih anjing or babi) saya pun memilih makan ikan, untungnya didepan restorannya ada ikan, jadi saya tinggal nunjuk aja mau ini. 5 menit makanan keluar, dan tembak, wuihh dari penampilannya aja udah buat kenyang. Ternyata ikan itu dibuat seperti soup tapi parahnya kuah ikan tersebut wuihhh pull minyak. Yaks…tiba” langsung kenyang saat itu juga.

Saya pun bertanya kepada teman saya orang Indonesia yang sudah lama tinggal disana, om ajak aku makan capcay atau kaya Chinese food yang ada di Indonesia dong, dengan entengnya dia menjawab, Capcay itu made in Indonesia, jadi disini tu ga ada. Whattt?? Ya klo masakan China asli ya kaya yg kamu makan, hiks..hikss…sedihnya, belum lagi di setiap restoran pinggir jalan Anjing or Babi yang udah dikulitin di pajang gitu aja dietalasenya (masih lengkap dengan terpedonya lagi) bener” bikin nafsu makan saya turun drastis sebulan disana. Oh ya, ini juga bisa buat cara diet yang mujarab lo…silakan coba bagi yang masih mencari cara diet paling ampuh

Beda lagi ketika saya hidup di Australia, di negara ini bagi lidah saya ga terlalu bermasalah. Tapi cuma masalah kuantitas, ya bayangin aja dari kecil pas sarapan kita pasti makan nasi atau minimal Indomie deh. Eh di sana cuma makan roti doang, mana ampuh roti tawar 2 buat menjinakan cacing diperut saya selama 4 jam kedepan, alhasil saya pasti bawa buah”an or camilan buat menganjel. Tapi setelah jalan setahun tinggal disana, saya sudah sangat terbiasa makan roti dan hebatnya saya tidak merasa laper yang mengila kaya pertama kali dahulu. Tapi yang paling susah di sana adalah ketika merasa laper tengah malam, wuihhh yang ada cuma Mcdonald dan sejenisnya yg buka 24 jam, yahhh lagi” saya tidak terlalu suka makanan fast food, klo udah begini mending toasted roti dan berusaha tidur aja.

Bagaimana pun, Indonesia bagi lidah saya benar” is the best lah, semua makanan disini beraneka ragam dan bener” mempunyai cita rasa yang amat sangat tinggi.

Dengan bepergian saya makin mulai mencintai negara saya dari segala sudut pandang.

almasdeo
Jakarta (Indonesia) 11.08.2011


 

Monday 1 August 2011

Ketika Nasionalisme berbicara

Memang susah klo membandingkan sesuatu tetapi yang membandingkan berpihak pada satu pihak saja (agak susah ya kata”nya??). Ya setelah saya "berwisata” ke negara Asean, saya sempet takjub dan bingung terhadap apa yang saya lihat. Saya ambil contoh aja Bangkok, klo saya bandingkan dengan Jakarta ya hampir 11-12 (macetnya sama, kumuhnya parah dia, para penipu juga banyak cuma mungkin satu kalahnya, Bangkok ada monorel dan Jakarta tidak) tapi entah kenapa di sana yang namanya turis asing sepertinya banyak aja, berbeda dengan Jakarta yang mungkin hanya terpusat di jalan Jaksa (dan itu mungkin cm 5% dr Bangkok), dan parahnya lagi pasti klo turis di tanya tentang Bangkok jawabnya yg mengalir “I LOVE BANGKOK”. Coba klo di tanya tentang Jakarta, hampir semua org yg pernah saya temui dalam perjalanan pasti menjawabnya “I HAVE NEVER BEEN COME TO JAKARTA”. Dungdeng……malu”in aja nanya kaya gitu, tapi beruntung lah Indonesia punya orang seperti saya (pede abisss..) yang masih rada mempunyai Jiwa Nasionalis (masih mau memperkenalkan Indonesia) dibanding dengan para anggota MPR-DPR yang hanya bangga duduk manis sambil tertidur di kantor berbalut baju batik dan menunggu gaji bulanan serta hanya memikirkan bagaimana menghabiskan anggaran negara buat kesenangan mereka (maaf klo ada yg tersindir, tapi ini emang apa adanya)

Klo di pikir” (sebenarnya ga usah dipikir) kalah apa negara kita ini, semua ada disini. Negara yang kaya akan budaya dan masih banyak menganut tradisi” sacral yang klo di negara sebelah laku “dijual” untuk pariwisata, kenapa kita ga bisa??
Lagipula peninggalan sejarah kita cukup banyak dan berumur tua, pantai” yang indah dan matahari yang bersinar sepanjang tahun cukup sebagai “undangan” bagi para turis” asing untuk berwisata dinegara kita. Mungkin klo di Bali ga usah di tanya lagi ya, keindahan di pulau tersebut. Tapi Indonesia masih banyak menyimpan daerah wisata yang masih belum terjamah abis untuk dikunjugi. Sejenak terpikir kemanakah menteri Pariwisata kita??? Apakah sedang “berwisata” (study banding) ke negara” maju buat pembelajaran membuat Indonesia lebih maju? Ya, saya hanya mendoakan (karena cuma ini yg bisa saya lakukan) ketika para pejabat” negara pulang dari pelisir, mereka “BENER-BENER” bawa oleh-oleh yang bisa membuat negara Indonesia lebih maju di dunia pariwisatanya.

Mungkin (mungkin lo…) pemerintah kita masih sibuk mengurusi problematika politik” yang terus bermunculan disini. Tapi sedikit kah mereka berpikir berapa banyak devisa yang dihasilkan bila negara kita menjadi daerah tujuan wisata para turis asing??

Whatever, mengkritisi memang lebih mudah dibanding melakukannya hahahaha........ 


“Suara hati warga negara Indonesia yang agak sedih terhadap negaranya, tetapi masih optimis akan kemajuan negaranya”


almasdeo
Bangkok (Thailand) 02.08.2011

Senang dan susahnya pergi bersama keluarga


Karena ada event kakak saya married, maka keluarga besar saya pada kumpul semua di Jakarta. Mungkin udah pada tahu saya tukang jalan, makanya beberapa keponakan saya merengkek ke bapak ibunya untuk minta jalan” ke luar negeri, alasan pertamanya si pingin liat “gimana” si luar negeri dan membuat “tanda” pertama kalinya di pasportnya….lagi” saya yang ketiban sial buat nganterin mereka keliling asia. Mau nolak susah (ga enak banget), klo nganterin udah kebayang ribet pastinya bawa beberapa orang yang masih “turis” abiss...Ya, padahal semua negara yang di tuju udah semua saya kunjungi, jadi perjalanan saya kali ini saya akui kurang greget abis.

Pertama si yang ikut ada 4 orang bersama saya, eh tiba” keponakan cewek (jujur saya ga tahu bedanya keponakan sama sepupu) minta ikut juga (ya lumayan jadi ada teman yang seumuran), jadi 5 orang fix yg ikut “tour” kali ini. Yup betul, perkiraan saya bener” terjadi, semua baju masuk ke keril saya dan saya yg manggul belum lagi saya jadi public speaking and tour guidenya….kebayang toh ribetnnya 

Susahnya paling dasar saat jalan dengan beberapa kepala adalah “toleransi” antar kepala. Satu orang maunya seperti ini, satunya lagi itu yang lain apa lagi…aihhh puyeng sendiri jadinya. Paling susah pada perjalanan kemarin adalah memutuskan untuk makan. Hayahhh…..keponakan saya masih bener” lidah INDONESIA banget, mereka ga bisa makan klo rasanya mulai aneh. Huayahhh…ribetnya menentukan makanan klo udah jam makan…buat esmosi padahal dah laperr, belum lagi klo saya jalan ga bisa lelet, dan karena jiwa mereka masih “turis” jadinya setiap ada yg aneh atau unik mereka spend waktu yang lama di sana karena takjub dan untuk foto”…

Ahhhhh dari tadi cerita yang susahnya trus, sekarang cerita senangnya pergi bersama keluarga biar adil. Tidak lain tidak bukan adalah terjaminnya hidup selama jalan”. Saya ga susah mikir bagaimana me-manage uang untuk makan, jalan atau lainnya karena saya serasa bawa atm berjalan di samping saya.hahahaha…..senangnya, dengan pura” mau ngeluarin duit pasti langsung di samber bude ku dan bilang “Udah pakai duit ini aja” lumayan, safe money lagi…

Yah, setidaknya keponakan saya udah pada tahu caranya jalan”  ke luar negeri, jadi kedepannya mereka bisa jalan” sendiri. Dan yang membuat saya iri kepada mereka adalah, sponsor jalan” mereka (red Bapak-Ibunya) sepertinya unlimited access….sedangkan saya harus bekerja keras dulu 
Dan yang buat saya salut kepada mereka adalah, mereka ternyata jago baca Peta daripada saya….



almasdeo
Jakarta (Indonesia) 02.08.2011

Sunday 26 June 2011

Ketika Bangku kuliah memanggil (lagi)

Mungkin hanya orang bodoh (red saya) yang memilih untuk resign dari kerjaan yang menurut banyak orang udah enak. Coba bayangin (cukup bayangin) kerja diluar negeri (beda lo ma TKI yg di siksa ma majikan), dapat gaji gede (mungkin 5-6 kali gaji standart Indonesia), dapat fasilitas yang komplit dan yang enak dapat libur 1 bulan full setelah 4 bulan kerja (tiket pesawat PP udah di tanggung perusahaan). wuihhh pasti setiap orang mendambakan kerja kaya begitu pastinya.

Memang pola pikir saya yang sedikit agak nyeleweng dari pada pola pikir orang pada umumnya, entah kenapa saya pingin balik ke bangku kuliah, padahal pada akhirnya yang dicari setelah kuliah adalah kerja juga toh? klo menurut cara pandang saya, kuliah tidak sekedar mencari gelar atau mencari posisi yang lebih  bagus nantinya di suatu perusahaan tetapi saya lebih cenderung ingin menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang saya miliki. Dalam pemikiran saya saat ini, yang sifatnya kekal (dibawa sampai tua bahkan mati) hanya 2 hal, yang pertama adalah ilmu pengetahuan dan wawasan yang kita miliki dan yang kedua adalah tato :)
Memang wawasan dan ilmu pengetahuan ga selamanya di dapat dipendidikan formal tetapi dari pengalaman kita pun dapat menambah wawasan. Tapi pasti klo kita dapat pendidikan formal juga saya yakin pasti ilmunya bakal komplit :).

Sekarang adalah musim (buah kali) penerimaan mahasiswa baru di hampir semua kampus di Indonesia, ini adalah tahun kedua bangku kuliah memanggil saya untuk kembali mempertimbangkan dia masuk dalam kehidupan saya. Saya pun sudah mempertimbangkan, dan menurut saya ini adalah waktunya saya masuk kembali kedalam dunia perkuliahan, semoga saya mendapatkan jalan dan pilihan yang terbaik nantinya, hanya hitungan minggu lagi saya akan membuat keputusan besar dalam kehidupan saya.

"KEJARLAH ILMU SETINGGI-TINGGINYA"


almasdeo
Karratha (Western Australia) 26.06.2011

Sunday 12 June 2011

Indahnya Summer

Mungkin bagi kita orang yang hidup dinegara tropis sinar matahari itu sudah sangat biasa banget, sampai terkadang kita mengutuk matahari saking panasnya tu sinar matahari (saya juga kok). Ketika kepanasan pasti otak saya sempet berpikir, enak kali ya klo saya dulu lahir dinegara yang ada saljunya atau minimal mataharinya ga panas" banget lah kaya di Indonesia. Dari sekedar pemikiran, eh ternyata Tuhan ngasih saya kesempatan ngerasain musim dingin di Australia, walaupun ga sampai ada saljunya si.

Dasar emang ya sifat manusia, maunya enakkkkkkk......ketika musim dingin datang, yang ada tu saya selalu merindukan matahari yang terbit untuk menghangatkan bumi. Pemikiran yang awalnya musim dingin itu enak sirna ketika saya ngerasain sendiri musim dingin itu gimana. Ya bayangin aja, kita harus tetap beraktivitas normal tapi suhu udara kisaran 3 derajat setiap harinya. Apalagi ditambah klo ada angin,,,wuihhhhh bukannya seger yang ada mengigil. Belum lagi kulit menjadi kering kerontang kaya sawah kekeringan. Susahnya musim dingin adalah pas malam hari saat mau tidur, udah pakai selimut tebal, kaos kaki, kupluk bahkan electric blanket tetap aja rasanya dingin masih menggoda trus. Klo udah begini yang ada jadi susah tidur semalaman.....(klo ga bayangin, hidup normal tapi di atas gunung...hampir sama lah kondisinya begitu)


Setelah ngerasain musim dingin, menurut saya enakan musim summer kemana". Walaupun summer di sini agak sedikit gila bisa sampai 40 derajat tapi yang pasti banyak kegiatan yang bisa saya lakukan ketika musim summer. Dan pastinya banyak acara yang ngambil sesinya pas musim summer, jadi pasti lebih rame keadaannya dibanding musim winter. Dan yang pasti summer itu memberi banyak pencerahan ke mata saya (kayanya ga perlu dijelaskan lagi ya...hahahaha) 
Ya, Pantai adalah salah satu tempat wajib dikunjungi pada saat summer. Seperti summer tahun ini, saya selalu main ke pantai saat ada hari libur untuk ikut"an bule berjemur (padahal saya udah item, jadi kebayang klo pulang dari pantai pasti hampir 11-12 ma Aborigin). Wuiihhhh pemandangan indahnya pantai benar" keliatan saat begini, di tambah banyaknya bikini" yang berjemur.....ohhhh my GOODNESS.......bener" bikin betah berlama" ria di pantai, tinggal modal kacamata hitam udah deh puas tu seharian cuci mata.

Pengalaman saya yang paling gila saat berkunjung kepantai adalah pas saya nyoba main ke naked beach....hahahaha......pertama kali masuk kawasan pantainya aja udah terasa beda-beda gimana gitu....bermodal nekad karena pingin tahu, gimana si naked beach itu? saya dan teman" pun cuek aja masuk ke pantai itu. Wue...e....e...e... antara takjub, lucu, malu semua bercampur aduk saat dipantai itu. Tapi anehnya beberapa saat rasa malu udah kaya ga ada lagi (mungkin kebawa suasana kali ya), karena saya masih minder saat itu, mending saya lari ke laut dan berendam di situ sambil ngeliat orang" yang benar" bugil...gil...gil....berjemur, main voli dan jalan"........Salut ma bule" deh pokoknya, walaupun mereka udah tua, gemuknya ga karoan tetap aja PEDEnya sejuta di pantai itu. (pede saya aja kalah, walaupun saya masih muda, tampan dan baik hati). Sempet terlintas di pikiran saya saat berendam, coba ada pantai kaya begini di Indonesia, gimana ya jadinya???

Sekarang summer telah berlalu, dan saya pasti merindukannya untuk 6 bulan kedepan. Bersyukurnya saya jadi orang Indonesia karena kita selalu dapat matahari sepanjang tahun, walaupun terkadang panasnya menyebalkan tapi percaya deh klo udah ngerasain musim dingin pasti akan bilang sama seperti saya.

almasdeo
Karratha (Western Australia) 12.06.2011

Thursday 9 June 2011

Touring dan Snorkling ke Pulau Sempu (Malang)

Jaman kuliah dahulu, Kampus saya sangat terkenal "PELIT" untuk memberi hari libur. Mungkin klo di total setahun libur hanya 4 minggu (itu dah termasuk libur hari keagaamaan). Ya, karena jarang libur saya pun jadi jarang pulang ke Jakarta. Paling" klo ada libur 1-2 hari saya gunakan untuk jalan" di sekitar pulau Jawa, entah itu naik gunung, main ke pantai, atau mengunjungi daerah" yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya. Masalah uang saya cukup beruntung, karena saya orangnya agak irit buat hidup sehari-hari tapi cukup boros untuk traveling. Jadi uang hidup sebulan di kos udah termanage rapi, 40% buat kehidupan sehari" dan sisanya buat jalan". (mungkin itu alasan kenapa saya kurus)

Libur lebaran (tahun 2008 klo ga salah) jatuh pas hari Sabtu dan Minggu seinget saya, Jadinya cuma dapat libur Jumat, Sabtu, Minggu dan Senin (baik banget kan tu kampus saya...). Pikir" klo pulang harga tiket pasti mahal abis, lagi pula saya sudah ga dapat lagi jatah uang lebaran dari saudara" saya yang merayakan lebaran. Jadi ga ada alasan kuat untuk saya pulang ke Jakarta, saat-saat kaya begini otak saya pasti encer buat mikir mau jalan" kemana yaa??
Beruntungnya saya adalah, teman" yang mempunyai pola pikir kaya saya saat itu ada beberapa. Jadi, kita merencanakan perjalanan touring menggunakan sepeda motor ke "Pulau Sempu" (Malang). Yaa, kami memilih menggunakan sepeda motor karena ingin merasakan rasanya (susah amat ya bahasanya) orang" yang pulang kampung naik motor dan saat itu momentnya pas banget, selain karena kita emang punyanya cuma motor si...

Setelah semua sudah siap, kira" jam 6 sore kita pun berangkat dari Solo. Ada 5 motor dan semua motor ada teman boncengannya. Apesnya saya, partner saya cewek jadi sudah bisa di duga dari sebelum berangkat pasti saya yang nyetir pulang-pergi (makasih bangetttttt). Ini merupakan pengalaman Touring pertama saya, 2 jam pertama masih oke lah....pantat masih terasa pantat, mata masih seseger liat cewek di pantai dan teman belakang saya masih berkicau bak burung dipagi hari (ya, saya mengharuskan dia ngomong apa aja biar saya ga ngantuk). Perjalanan agak menyenangkan karena malam ini merupakan malam takbiran, jadi jalanan agak rame dengan pawai" menyambut hari raya Lebaran. Tapi sesudah di atas jam 1 malam....aahhhhhhhh........Ketika pantat ini udah mulai protes ke otak karena kelamaan duduk, mata juga sudah perlu di ganjel supaya ga merem saya harus tetep konsen nyetir motor dan mengejar untuk sampai tidak terlalu siang. Dashyatnya saya, saat itu saya terkadang (sering kayanya) nyetir sambil tertidur. Sampai teman yang dilain motor aja takut saya celaka karena tertidur. (mungkin Tuhan masih menyuruh saya banyak bertobat, sehingga dia melindungi saya sampai tempat dengan selamat) 

Saat ngantuk" gini dan masih harus nyetir emang pas buat ngetes seberapa batas kesabaran orang. Makanya saya senang dengan sebuah perjalanan (apapun perjalanan itu), karena di dalam perjalanan banyak proses" yang membuat saya menjadi lebih berkembang di semua aspek (walaupun kadang" saya gagal....hahaha). Pikiran saya saat itu hanya, JAUH AMAT SI NI TEMPAT, NGGA NYAMPE"....
Yuhuuu......AKHIRNYA NYAMPE JUGA, ya jam 6 Pagi kita telah sampai di Pantai (Klo mau ke Pulau sempu kita harus nyebrang 30 menit menggunakan kapal penduduk setempat). Hal yang pertama saya lakukan setelah sampai adalah langsung berdiri dan mengelus-elus pantat saya yang telah protes 12 jam duduk nonstop di jok motor. Pengalaman pertama touring langsung 12 jam membuat saya agak kapok.....badan rasanya ga karuan pegelnya, entah berapa banyak saat perjalanan saya minum TO**K AN**N (ga boleh nyebut merek) biar ga masuk angin. Betapa hebatnya ya, panggilan kampung halaman kepada para penggembara untuk kembali ke kampung halamanannya walaupun memerlukan pengorbanan puluhan jam untuk sampai, pikir saya saat itu. 

Setelah kita beristirahat dan mendapatkan penduduk setempat yang kita sewa kapalnya untuk menuju Pulau Sempu, kita pun bersiap untuk menyebrang. Akhirnya setelah 30 menit di atas perahu, kita pun sampai juga di pulau Sempu. Ohhhh jangan senang dulu, kita masih harus trekking kurang lebih 30 menit (memang klo mau ketempat yang bagus bener" harus banyak berkorban). Oh ya Sebelumnya kita sudah di beri no HP sama pemilik perahu, jadi klo ntar mau pulang tinggal di telpon dianya.(itulah enaknya traveling jaman sekarang). Karena di pulau agak susah mendapatkan air bersih jadi kita membawa 2 galon air A**A (ga boleh nyebut merek lagi) untuk minum 10 orang selama 2 hari 1 malam di sana. Pasti kebayang kan, beratnya bawa galon selama trekking.....Untungnya saat itu banyak orang yang lebih gede badannya dan bersedia membawakannya.....huhhh senangnya saya....hahahaha....

wowww........sadissss kerennnn bangetttttt........kata" pertama yang keluar dari mulut saya pas nyampe ke lokasinya. Jadi di tengah pulau ini ada LAGUNAnya beserta pasir putihnya yang bersih...sih...sih.....air laut masuk dari karang yang bolong, sehingga air di laguna itu ngikutin pasang surutnya air laut. (semoga bisa membayangkan). Capek, letih, lelah seketika hilang klo udah ngeliat alam yg indah begini. Sehabis menaruh perlengkapan dan mendirikan tenda, langsung jiwa beach boy saya keluar, lari-larian, main pasir dan pastinya nyobain "SNORKLING" untuk pertama kalinya dalam hidup ini.
Sempat dag...dig,,,dug... juga, karena saya tidak terlalu jago berenang dan kedalamana pas pasang bisa sampai 3 meter. Karena rasa penasaran begitu besar untuk menyoba snorkling (klo tenggelam paling ada yg nolong), saya cuek aja dengan modal snorkel sama google saya mulai mencoba. Pertama-tama memang susah, karena kita sudah terbiasa bernapas dengan hidung dan saat kita snorkling mau ga mau kita harus menggunakan mulut untuk bernpas yaaaa, dikit banyak minum air laut lah untuk amatiran kaya saya saat itu. Dan yang paling ngga enak adalah kepala saya cepat pusing karena asupan oksigen ke otak tidak terlalu bagus (masih proses adaptasi mungkin). Setelah mulai terbiasa bernapas dengan snorkel saya berenang kesana kemari sambil melihat ikan" kecil berenang di antara terumbu karang yang menurut saya masih alami disana. Hebatnya saya berani sampai jauh ber-snorkling dan saya bisa ngambang looo (mungkin karena air laut kali ya). Wuiihhhh pengalaman yang benar" indah, ternyata alam bawah laut juga menyimpan sejuta rahasian di dalamnya, mulai dari situ saya jadi senang snorkling walaupun sesudahnya kulit saya menjadi agak hitam si....tapi biarlah ntar juga kembali ke asalnya.

Sesudah puas snorkling dan eksplore pulau Sempu, keesokan harinya kita kembali ke malang untuk bermalam 1 malam lagi sebelum kembali ke solo, Oh ya.....menurut cerita penduduk local, villa yang kita tempati itu tetangga dari rumah dr. Azari (klo ga salah, teroris yang di tembak di Malang-Batu).

"Untuk melakukan hal yang pertama kali kita lakukan memang berat untuk langkah pertamanya, tetapi selanjutnya akan bergerak dan berjalan dengan sendirinya"


almasdeo
Karratha (Western Australia) 10.06.2011

Sunday 5 June 2011

Jangan membuat perjalanan di pagi hari

Ketika saya traveling, hari terakhir di suatu negara atau kota biasanya saya baru mendapatkan suprise" yang membuat saya ga tidur malam itu.  Dan sialnya lagi pasti saya dapat tiket pesawat, bus atau kereta pas jam pagi hari (karena dapat tiket murah). Kebayang kan semalam suntuk abis party dan baru naik ketempat tidur jam 4 pagi dan harus bangun jam 7 untuk packing, mandi dan check out dengan mata yang masih merah dan kepala masih muter ga karuan.....
Beberapa kejadian yang membuat saya berpikir mending saya melakukan perjalanan malam hari daripada pagi hari. Alasan pertama adalah kita bisa tidur pas perjalanan dan besok paginya bisa langsung go show untuk eksplore tempat" yang akan kita kunjungi.

Beberapa pengalaman saya yang saat itu harus check out dari hostel pagi hari dan ngejar pesawat dengan waktu yang mepet bener" ga enak. Seperti pas saya di Bangkok, sebelum memutuskan untuk meninggalkan Bangkok menuju Phuket, saya bertemu dengan beberapa traveler yang udah beberapa hari menghabiskan waktu barang saya untuk jalan" di Bangkok dan Pattaya. Entah kebetulan atau tidak, malam itu adalah hari kita terakhir di kota Bangkok dan kita pun seperti membuat acara perpisahan dengan nongkrong di Khaosan road sambil menikmati minuman asli Thailand sambil share pengalaman masing". 3 Bucket pertama telah kami pesan, entah dalam hitungan menit bucket" itu telah kosong lagi (mungkin haus kali ya, karena kita kebanyakan ngomong) kami pun memesan lagi dengan menu yang berbeda, jam pun telah berlalu dan entah berapa banyak minuman yang telah kami pesan. Cuma satu yang saya inget, saya udah ketoilet mungkin puluhan kali...hahahaha ya, kelemahan saya klo minum adalah perlu toilet di samping saya.
Ketika jam telah menunjukan pukul 4 pagi dan uang kita benar" udah bis...bis...bis...saat itu kita bener" pingin menyudahkan acara perpisahan kita, ehhh tapi teman saya yang dari Aussie masih mempunyai 1 lembar $100 yahhh mau ga mau kita melanjutkan jamuan terakhir sebelum berpisah. Akhirnya ketika langit mulai bersinar kita pun beneran memutuskan untuk pulang ke hostel masing" dan tidur. Sebelumnya kita sempat berpelukan erat satu sama lain dan entah kapan kita bisa bertemu lagi....
Behh Pala ini beratnya minta ampun.....sampai pas merebahkan badan di kasur hostel aja masih serasa main halilintar ini kepala, Karena saya harus check out jam 10 maksimal, saya masih bisa tidur. Jadi saya  pun memasang alarm jam 9. Sialnya saya kebablasan dan harus bayar 1 malam lagi di hostel ini dan parahnya tiket bus saya HANGUS....

Ada lagi pas saya di Kuala Lumpur, malam terakhir lagi" saya dan travelmate dari Irish memutuskan untuk perpisahan di Pub. dan saat itu kami brangkat menuju Pub sekitar jam 11 malam. Pertama kali masuk Pub ini wuihh........serasa kembali ke umur 17 tahun...banyak HOT CHICK bertebaran....saya dan teman saya itu sempat kaget, Beneran ini PUB kok isinya ABG bule yang baru umur 15 tahunan??? (padahal ada peraturan minimal boleh mengkomsumsi alcohol tu umur 18) Dasar muka kucing garong teman saya (klo saya si ngikut aja....hahahaha..) dia semangat sekali saat itu. sampai kami pun dapat kenalan dan selanjutnya rahasia....hahahaha......sampai saya teringet bahwa besok pagi pesawat saya jam 9 pagi menuju Bali.....langsung saya memutuskan untuk cabut dari Pub tersebut dan klo ga salah itu sudah pukul 4 pagi. Hanya tidur 2 jam akhirnya saya bangun setelah memasang alarm di 2 hp saya (ga mau kecolongan lagi kaya pas di Bangkok), selama perjalanan kepala rasanya ga karuan badan panas dingin.....blas ga enak banget saat itu. Dan saat itu bener" sadar, klo malam terakhir pasti bener" amazing.

Dasar turis kere, karena nyari tiket murah saya pun pas di Sydney memesang tiket bus pagi hari jam 8 menuju Melbourne. Saat itu saya pikir okelah gapapa.....ehhh kejadian lagi, pas hari itu saya ketemu lagi ma travelmate dari France dan dia bawa temannya dari France yang mau pulang besoknya. Saya di ajakin untuk FREE DINNER dan minum beberapa gelas untuk perpisahan dia. Karena ada embel" FREE nya pasti dong saya ikut....tapi saya sudah bilang bahwa saya ga minum banyak" dan pulang larut karena besok paginya harus ngejar bus menuju Melbourne.
Bener saat itu saat paling enak, ternyata teman saya bawa banyak bener kupon Free Drink Beer dari tempat yang kita singgahi. Alhasil kita minum sampai bener" teler abis. Karena alasan kelaperan kita sempat nyolong makanan di hostel tetangga kita dan di situ ternyata ada VODKA, tipical bule kali ya klo udah mabuk bener" pingin minum trus....kita pun di suruh one shot vodka tersebut. Karena saya bener" udah ga kuat, ketika tiba giliran saya, lirik kanan kiri dulu lalu saya buang deh tu vodka jatah saya....hahahaha. Saat itu teman perempuan saya bener" sudah tepar dan minta di anterkan pulang ke hostel karena besok dia harus mengejar pesawat yang membawa balik dia ke France. aihhhh ini kesempatan saya kabur dan balik ke hostel pikir saya. Ketika saya sudah selesai nganterin, eh teman yang lainnya telpon dan menanyakan keberadaan saya.....saya bilang udah di hostel dan tidur, dasar apes  eh pas baru mau masuk hostel dia udah cegat saya dan ngajak ke pub lainnya....ketika itu saya menolak dan mereka tetep memaksa, ya janji hanya 1 jam saja ya kata saya saat itu. Bener" udah kaya jagoan saat jalan, kita bertiga jalan sambil nyanyi" dan jalan ga pernah lurus....belok kanan belok kiri (klo inget kejadian itu bener" lucu). Sampai pas masuk Pub, saya memilih untuk duduk dan mereka memesan minuman. ehhhh.... tiba" datang 2 cewek cantik dan entah karena apa (saya lupa topik pembicaraannya) saya dapat welcome kiss dari mereka dan lagi" kelanjutannya rahasia......yah klo udah begini lupa waktu lagi deh....kira" jam 4 pub itu tutup dan kita pun pulang. Ketika bangun nyawa serasa masih 10% yang terkumpul dan harus packing" n ngejar bus. Selama perjalanan Sydney Melbourne saya hanya menahan pusing dan menahan mau muntah.....

Yah, semenjak itu saya memutuskan berapa pun harga tiket pesawat, bus atau kereta saya akan membelinya sore hari. Minimal, biar ada waktu istirahat yang cukup. Oh ya....ga selamanya saya cuma senang" dalam perjalanan saya kok....itu hanya dark side dari sisi saya......hahahaha.....wajar lah namanya juga masih muda, Selama itu ga merugikan orang lain dan menggangu mereka sah" aja saya lakukan.

"We only live once, but once is enough if we do it right"


almasdeo
Karratha (Western Australia) 06.06.2011

Kenangan Saat Kuliah

Ketika saya lulus SMA, hanya satu jurusan yang ada di otak saya, "Teknik Mesin" entah kenapa saya tertarik ma Mesin saat itu. Tapi ada satu pemikiran yang mendasar (klo dipikir si ga masuk akal sekarang), saya anak cowok, masa ngambil pelajaran yang paper work....enakan langsung praktek aja ahhh..

Karena otak saya pas"an dan percaya saya ga bakal masuk SPMB (sebenarnya SPMB ikut, tapi hari kedua saya tinggal tidur ujiannya) saya daftar hanya di Trisakti dan ATMI (Akademi Teknik Mesin Industri). Mungkin untuk beberapa orang nama yang kedua (red ATMI) pasti banyak yang ga tau ya??? saya aja juga ga tahu tadinya ada nama ATMI...hahahaha....sekedar iseng" berhadiah pun saya daftar di kampus ini, oh ya ATMI ada di Solo. Awal kisah saya tertarik di ATMI adalah karena letaknya yang diluar Jakarta, entah kenapa sampai sekarang saya tidak terlalu suka dengan hiruk pikuk kota semacam Jakarta. Menurut saya banyak orang "egois" yang hidup disana....lohh kok malah bahas Jakarta? ayuuu...kembali ke topiknya...

Mungkin dasar jodoh ya, saya ketrima disana. Persiapan buat ngekos, hidup sebatang kara, dll sudah saya mulai persiapan. Masa Orientasi di sini bisa dibilang agak sedikit gila (paling malas yg namanya ospek) kita disuruh buat aneh"lah, nyari barang yang ga masuk akal, dll sampai membuat jam tidur hanya hitungan 1 tangan dan itu masih sisa pula. Sistem pendidikan di sini emang terkenal sadis, kita dihadapkan praktek 75% dan teori 25% dan yang paling menakutkan adalah sistem DO (max nilai D 3 selebihnya DO, ada E langsung DO, dan nilai praktek D langsung DO juga). Lumayan buat kepala stress saat itu, saya dari lulusan SMA negeri yang hidupnya terlalu santai harus kerja keras untuk bisa mengikuti sistem pembelajaran di sana yang berbasis Industri.

Tapi semua itu terlihat mudah ketika saya melalui dengan para teman" yang ajaib. Ya ajaib karena setiap individu menurut saya mempunyai ciri khasnya masing" yang bisa membuat hari" yang berat menjadi ringan karena tingkah laku mereka. Oh ya, karena saya ngambil Teknik Mesin semua muridnya adalah "LAKI-LAKI", catat laki-laki,,,,mungkin orang yang pernah sekolah yang hanya satu jenis kelamin merasakan gilanya....Ketika kita hanya satu jenis kelamin, tidak ada yang namanya JAIM, CAPER n Berantem karena ngeributin cewek, dan yang paling seru adalah satu bahasa.

Yang paling seru adalah saat salah satu atau beberapa teman kita ada yang merayakan hari kelahiran mereka, sudah umum mungkin klo di lemparin telor atau tepung. klo disini pasti di telanjangin (jadi hampir semua orang tahu bentuk burung temannya) dan diceburin ke kolam ikan yang ijo.....dan itu hampir menjadi adat dari kakak kelas ke ade kelas setiap tahunnya. Jadi klo ulang tahun di situ serasa mengalamin nasib sial, bukannya bahagia...hahaha.....dan lebih seru lagi saat kita jalan bersama dan melihat seorang cewek cantik melintas.....wuiiihhhhhhh serasa ga pernah liat cewek setahun (yaiyalah, dikelas isinya batangan semua).....yang ada siul" sampai manggil" semua nama cewek berharap ada namanya yang disebut. Tapi anehnya, klo sendirian pasti ga ada yang berani...hahaha....tipikal orang Indonesia, beraninya keroyokan.
Ada satu kenangan yang agak sedikit heboh menurut saya, saat kita kelas teori itu adalah saatnya kita bertemu dengan teman sekelas dalam beberapa minggu bersama (klo praktek biasanya di shift) nah saat itu kita sekelas patungan untuk berburu duren. Hampir semua isi kelas ikut saat itu dengan bawa motor masing" (jadi kaya kampanye)....dalam pikiran saya, gila demi duren kita tempuh berjam-jam naik motor, nawar" ke penjual, sampai nyari pohon durennya langsung untuk di beli....hahhaha gelo......

ya semua kekonyol-konyolan itu telah berlalu, sekarang yang masih tersisa hanya kenangan saat-saat kegilaan saya dan teman" lakukan. Tapi walaupun kita semua udah merintis masa depan masing", saya masih melihat tidak ada perubahan dalam kekoplakan otak kita semua masih sama naturalnya (ngancing) ketika kita kuliah. 

sebuah motto ATMI yang paling aneh yang pernah saya dengar "50% anak ATMI adalah HOMO, dan 50% lainnya adalah PASANGANNYA".......ko homo bangga ya???.....


almasdeo
Karratha (Western Australia) 05.06.2011