Sunday 28 August 2011

Ekonomi mode on


Ketika saya masih berduit (red.masih kerja), saya lebih senang memilih perjalanan dengan menggunakan pesawat. Ya dari segi efisien memang pesawat jauh lebih unggul diantara transportasi darat dan laut lainnya. Tapi klo dari segi harga ya jauh aja pesawat lebih mahal dibanding dengan lainnya. Keasyikan naik pesawat membuat saya agak malas menggunakan transportasi umum lainnya, tapi apa daya perjalannan kali ini saya tidak mendapatkan “sponsor” untuk membeli tiket pesawat, jadi ya mau ga mau, suka ga suka, nyaman ga nyaman saya menggunakan kereta ekonomi untuk kesekian kalinya setelah hampir 2 tahun lebih tidak menggunakannya.

Perjalanan kali ini saya bersama teman saya seorang wanita menuju kota Solo. Sehari sebelumnya teman saya sudah membeli tiket kereta Bengawan dan kabar gembiranya kita masih mendapatkan tempat duduk, uhhh lega ga perlu berdiri….pas hari H-nya, saya memutuskan untuk menunggu kereta di stasiun jati negara, sedangkan teman saya berangkat dari stasiun tanah abang. Tepat pukul 19.20 saya mendapat sms di hp saya, dan tebak apa isinya?? “wah kayanya gw bakal telat dek ke stasiun, macett….doakan aja ya tepat waktu”, padahal kereta berangkat dari stasiun tanah abang pukul 19.30. saat itu saya sudah memastikan “pasti dia terlambat”, dan betullll….dia tiba di stasiun setelah keretanya cau, karena ada kereta Progo yg menuju jogja pukul 21.00, kami pun sepakat naik kereta tersebut, dan berita yg cukup menyenangkan ternyata tiketnya bisa kita pakai ke kereta Progo.

Akhirnya kereta pun datang dan saat itu kita cap cip cup belalang kuncup memilih tempat duduk yang kosong dan berharap tidak ada orang yang duduk dibangku tersebut di stasiunstasiun berikutnya. Hayah….apessss, baru sampe bekasi ternyata si empunya tempat duduk sudah datang dan mengklaim bangku yg kita dudukin, sedihnya saat itu ketika saya harus berdiri memberikan bangku yang bukan hak saya kepada orang yang berhak, karena saya tahu perjalanan masih 10 jam kedepan dan pasti bakal tersiksa…1 jam kemudian saat kereta memastikan tidak berhenti, kertas Koran pun mulai digelar di jalan antara. Yang artinya bakal banyak orang jualan yang lalu lalang melewati kita.

Perbincangan demi perbincangan yang dengan sendirinya mengalir antara penumpang pun membuat suasana menjadi lebih hidup didalam kereta (inilah kelebihan transportasi massal satu ini dibanding pesawat), saat itu saya mencoba posisi duduk dengan memasukan kaki saya ke lorong bawah kursi….anjrittt sempitnya dan membuat saya ga bisa bergerak leluasa, padahal posisi ini paling PW dibanding dengan posisiposisi lainnya. Saat itu saya berpikir, bahwa jadi orang tinggi dan mempunyai kaki panjang ternyata sengsara klo naik kereta ekonomi....hahaha.........saat mata mulai mengantuk, saya pun dengan saran penumpang lainnya akhirnya bisa selojoran entah gimana caranya saat itu. Karena udah ngatuk, saya pun cuek aja saat penjual makanan melompati muka saya dan menginjak bagianbagian tubuh saya.

Serasa baru memejamkan mata 1 jam kereta berhenti dan terdengar suara gaduh penjual makanan masuk dan parahnya dia teriakteriak dan menendang saya untuk bangun supaya dia bisa lalu lalang dikereta. Aiihhhh emosinya, saat enak”nya tidur malah dibangunin. Saya pun salut dengan hebat dan niatnya mereka berjualan,  walaupun kereta penuh dan mereka membawa barang dagangan gede aja dengan santainya para penjual tersebut melewati orangorang yang memenuhi jalan dan klo saya perhatikan para penjual itu ga capekcapeknya muter dari ujung gerbong belakang sampai ujung gerbong depan…hidup adalah perjuangan….hehehehe
Sisasisa jam selanjutnya saya hanya mendengarkan ceritacerita para penumpang, dari batu giok sampai jin dan kawankawannya hingga saya bisa tertidur serasa ada yang menceritakan dongeng kepada saya. Akhirnya kami pun mendapatkan bangku setelah beberape penumpang turun di kebumen, dan dari situ saya bisa tidur nyenyak hingga tiba Jogjakarta. Aihhh……setelah sampai badan rasanya patah kanan-kiri, kaki kram lah, dan bokong makin tepos setelah 12 jam duduk ga karuan. Saya pun membayangkan ketika mudk gimana ya keadaan di dalam kereta tersebut??

Akhirnya betul memang, “ADA HARGA, ADA KUALITAS”, tapi saya cukup senang dengan perjalananan menggunakan kereta ekonomi, walaupun banyak keluh kesah saat perjalanan saya banyak belajar dari sesama kita yang kurang beruntung dengan keadaan ekonomi mereka, walaupun mereka kurang beruntung tetapi mereka merasa bahagia dengan apa yang mereka capai saat itu.

“ORANG YANG PALING BAHAGIA ADALAH ORANG YANG HIDUP SEDERHANA – AMISH”



almasdeo
Solo (Middle of Java) 23.08.2011

No comments:

Post a Comment