Monday 1 August 2011

Ketika Nasionalisme berbicara

Memang susah klo membandingkan sesuatu tetapi yang membandingkan berpihak pada satu pihak saja (agak susah ya kata”nya??). Ya setelah saya "berwisata” ke negara Asean, saya sempet takjub dan bingung terhadap apa yang saya lihat. Saya ambil contoh aja Bangkok, klo saya bandingkan dengan Jakarta ya hampir 11-12 (macetnya sama, kumuhnya parah dia, para penipu juga banyak cuma mungkin satu kalahnya, Bangkok ada monorel dan Jakarta tidak) tapi entah kenapa di sana yang namanya turis asing sepertinya banyak aja, berbeda dengan Jakarta yang mungkin hanya terpusat di jalan Jaksa (dan itu mungkin cm 5% dr Bangkok), dan parahnya lagi pasti klo turis di tanya tentang Bangkok jawabnya yg mengalir “I LOVE BANGKOK”. Coba klo di tanya tentang Jakarta, hampir semua org yg pernah saya temui dalam perjalanan pasti menjawabnya “I HAVE NEVER BEEN COME TO JAKARTA”. Dungdeng……malu”in aja nanya kaya gitu, tapi beruntung lah Indonesia punya orang seperti saya (pede abisss..) yang masih rada mempunyai Jiwa Nasionalis (masih mau memperkenalkan Indonesia) dibanding dengan para anggota MPR-DPR yang hanya bangga duduk manis sambil tertidur di kantor berbalut baju batik dan menunggu gaji bulanan serta hanya memikirkan bagaimana menghabiskan anggaran negara buat kesenangan mereka (maaf klo ada yg tersindir, tapi ini emang apa adanya)

Klo di pikir” (sebenarnya ga usah dipikir) kalah apa negara kita ini, semua ada disini. Negara yang kaya akan budaya dan masih banyak menganut tradisi” sacral yang klo di negara sebelah laku “dijual” untuk pariwisata, kenapa kita ga bisa??
Lagipula peninggalan sejarah kita cukup banyak dan berumur tua, pantai” yang indah dan matahari yang bersinar sepanjang tahun cukup sebagai “undangan” bagi para turis” asing untuk berwisata dinegara kita. Mungkin klo di Bali ga usah di tanya lagi ya, keindahan di pulau tersebut. Tapi Indonesia masih banyak menyimpan daerah wisata yang masih belum terjamah abis untuk dikunjugi. Sejenak terpikir kemanakah menteri Pariwisata kita??? Apakah sedang “berwisata” (study banding) ke negara” maju buat pembelajaran membuat Indonesia lebih maju? Ya, saya hanya mendoakan (karena cuma ini yg bisa saya lakukan) ketika para pejabat” negara pulang dari pelisir, mereka “BENER-BENER” bawa oleh-oleh yang bisa membuat negara Indonesia lebih maju di dunia pariwisatanya.

Mungkin (mungkin lo…) pemerintah kita masih sibuk mengurusi problematika politik” yang terus bermunculan disini. Tapi sedikit kah mereka berpikir berapa banyak devisa yang dihasilkan bila negara kita menjadi daerah tujuan wisata para turis asing??

Whatever, mengkritisi memang lebih mudah dibanding melakukannya hahahaha........ 


“Suara hati warga negara Indonesia yang agak sedih terhadap negaranya, tetapi masih optimis akan kemajuan negaranya”


almasdeo
Bangkok (Thailand) 02.08.2011

No comments:

Post a Comment