Monday 29 August 2011

Merapi

Paling enak adalah saat kita membuat planning perjalanan, masih dengan semangat ’45 mencari informasiinformasi yang penting dan mungkin meminjam peralatan yang kita ga punya dan dbutuhkan untuk perjalanan kita. Sama kaya kemarin, saya memutuskan untuk mendaki yang ke-3 kalinya ke gunung Merapi. Dari mempersiapkan alatalat, minjem tenda hingga beli tiket kereta saya lakukan dengan penuh semangat (yang beli tiket bukan saya deng.hahahhaa). Sampe hari keberangkatan pun masih diselimuti dengan semangat.

Setelah melakukan perjalanan yang cukup melelahkan, akhirnya saya dan teman saya pun sampai di kaki gunung Merapi, masih dengan semangat menggebugebu untuk mendaki (secara dah lama vacuum mendaki). Langkah demi langkah awalpun sudah dimulai….ahhhh nafsu ga sebanding dengan kenyataan…baru beberapa langkah aja keringet udah netes kemanamana ditambah napas yang belum bisa menyesuaiakan hingga megapmegap dan saya pun sangat menyesal terlalu semangat packing hingga membiarkan semua peralatan memenuhi ransel saya (saya benci bawa tendaaaaa). 1 jam pertama kali ini adalah satu jam terberat selama pendakian kali ini, karena treknya yang berdebu membuat makin susah perjalanan, mau make slyer yang ada susah napas klo ga make muka serasa make bedak tebal...hosh…hosh..hosh…napas megapmegap trus berusaha menyesuaikan dengan langkah kaki mendaki. Mungkin belum terlalu berirama langkah kita, hingga hampir setiap 15 menit sekali kami beristirahat. Karena terlalu banyak beristirahat dan hanya kita berdua yang malam itu mendaki membuat saya berpikir “jadi pingin turun dan membatalkan niat mendaki”….hahahaha….ketika niat itu muncul terlalu besar dan perjalanan belum terlalu jauh mendaki, saya iseng menanyakan ke teman saya gimana klo turun lagi??....saya yakin klo 70% saya akan turun dengan senang hati bila teman saya jawab ayu kita turun. Tapi harapan saya bertepuk sebelah tangan, dia menjawab coba dulu aja sampai batas mana kita kuat. (saya juga manusia yang punya rasa putus asa, apalagi ini udah pendakian yang ke-3 kali jadi kurang gregetan, alasan yang masuk akal tohhhh??)

Walau tertatihtatih akhirnya napas saya sudah mulai teratur, dititik inilah saya mulai menikmati pendakian dengan ditemani bulan purnama dan bintangbintang yang membantu menerangi jalan kami. Akhirnya saya sudah memasuki trek yang berbatu (yang artinya ga berdebu lagi), walau batu ini bagaikan anak tangga yang berjarak jauh aja, tapi saya senang dengan trek ini karena sudah deket dengan tempat buat camping kita. Yihuuu….akhirnya tiba juga, sayangnya saat itu angin berhembus cukup gede, apalagi posisi kita di atas sudah tidak ada vegetasi yang artinya angin berhembus tanpa bebas hambatan menerjang kita…dinginnya nak uju bile, membuat saya pingin cepatcepat buat tenda dan masuk sleeping bag. Setelah debat memilih lokasi buat tenda, akhirnya tenda berdiri dengan cukup gagah, walaupun posisinya kurang joss si….tapi dasar udah kecapekan dan pingin tidur, masih ok lah posisi itu karena masih terlindung dari angin yang dingin. Ini adalah malam minggu terindah saya setelah beberapa tahun hanya disii dengan kegiatan yg ga bermutu. Bayangin aja, saya makan malam di atas buntalan awanawan yang menutupi pandangan ke bawah dan disinari oleh purnama yang terang benderang….perfect banget situasi ini buat ngelamar cewek (coba klo saya punya dan mendaki bersama, saya lamar juga saat itu walau cincinnya saya ganti batu..hahahaha) apalagi ditambah bintangbintang yang berkelip dan klo beruntung bisa dapat bintang jatuh, aihhhhhh…….so sweetnyaa……cuma sayang DINGIN….hahahaha

Kami pun memutuskan untuk summit besok pagi sambil liat sunrise sebelum berangkat tidur malam ini.  Karena capek dan alasan masih ngantuk, kami pun memilih untuk tetap ngumpet didalam sleeping bag sambil merapatkan satu sama lain karena kedinginan. Suara tapak sepatu dan orang yang melewati tenda kami pun ga bisa membuat kami beranjak keluar dari sleeping bag.hahaha….akhirnya kami pun bangun dan dengan malasmalasan saya pun bertanya ke teman saya, “MAU MUNCAK” (lagilagi saya menunggu jawaban tidak)..hahaha…entah kenapa saya tidak terlalu bergairah mendaki kali ini. Dan lagilagi jawabannya dia mau muncak. Saya pun akhirnya ikut berusaha mencapai puncak, aihhh….perjalanan kepuncak ga seperti dulu yang terdiri dari batubatu gede, jadi kita tinggal naik sana naik sini sampai puncak dehhh. Karena abis meletus perjalanan menuju puncak benerbener berpasirrrrrrr….baru melangkah berapa langkah udah turun merosot kebawah lagi…bikin emosi aja, apalagi ditambah si matahari ceria banget menyinari kita pagi itu….cantikkk dah buat muka gosong, 1.5 jam bergulat dengan pasir dan batubatu yang runtuh akhirnya saya berdiri dititik puncak tinggi merapi setelah beberapa kali mengalami situasi dimana saya putus asa dan tidak ingin melanjutkan perjalanan. Tetapi sekali lagi saya berhasil mengalahkan diri saya sendiri…aihh puasnya….karena masih menunggu teman berjuang naik (dan saya piker dia menyerah) akhirnya saya menikmati segarnya jus buah dan snacksnack yang saya bawa (padahal itu niatnya buat berdua) sampai habis. Hahahahaa…., setelah kenyang saya pun meminjakkan kaki untuk turun, baru selangkah mau turun ehhhh batang hidung teman saya muncul dan dia bilang enak aja mau turun, tunggu dulu kata dia….hahaha….hebattttt dia masih belum menyerah, saya pun menunggu dia hingga tiba di atas. Keadaan puncak saat ini benerbener hanya jalan setapak, saya pun sempet takut berdiri karena kanan kiri langsung turuan 60 derajat, satu menuju kawah, satu menuju jurang, keren abisss kan??. Setelah kita puas potopoto diatas kami pun turun dengan santainya karena medan pasir sehingga serasa main ski.

Setelah makan siang dan packing semuanya, kami pun beranjak untuk turun menuju basecamp, perjalanan turun pun diisi dengan sedikit nyasar kedaerah perkebunan masyarakat sekitar (sampe sekarang saya juga bingung bisa nyasar). Untungnya saat itu ada warga yang kasih tahu klo kita salah jalan, sehingga kamipun tiba dengan sehat sentosa dan tanpa kurang suatu apapun ke basecamp (kebayang klo nyasar, paling kita bisa” ga pulang.hahaha)
Ketika sampai basecamp kita benerbener keliatan kaya badut cemangcemong bekas abu ada dimanamana, iya keadaan gunung berapi masih ada abu dimanamana bekas meletus beberapa bulan yang lalu.
Ahhh….legaaanyaa, akhirnya saya pun bisa menaruh ransel ini selama beberapa hari, setelah saya bercinta dengannya 2 hari 1 malam lamanya,


Thanks to : ms. Lim yang telah berbagi 3hari 2malam bercinta dengan saya. Dani dan Kinthoel yang menjadi teman berbagi saat muncak dan turun, serta sejoli bule Belanda yang membantu menghabiskan logistik kita.


“Berbagi waktu dengan alam, maka kau akan tahu siapa dirimu yang sebenarnya”



almasdeo
Jakarta (Indonesia) 28.08.2011

No comments:

Post a Comment